Page 54 - Gemilang Peradaban Islam
P. 54
perkataan dan perbuatan dalam masalah aqidah
dan ahkam.
2. Lebih khusus dari makna pertama, yaitu yang
dijelaskan oleh sebagian ulama dimana mereka
menamakan kitab mereka dengan nama As-Sunnah,
seperti Abu Ashim, Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Al-
Imam Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, Al-Khalal
dan lain-lain. Mereka maksudkan (As-Sunnah)
itu i'tiqad shahih yang ditetapkan dengan nash dan
ijma'.
Kedua makna itu menjelaskan kepada kita bahwa
madzhab Ahlus Sunnah itu kelanjutan dari apa yang pernah
dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaih wa sallam dan para
shahabat radhiyallahu 'anhum. Adapun penamaan Ahlus
Sunnah adalah sesudah terjadinya fitnah ketika awal
munculnya firqah-firqah.
Ibnu Sirin rahimahullah mengatakan :"Mereka (pada
mulanya) tidak pernah menanyakan tentang sanad. Ketika
terjadi fitnah (para ulama) mengatakan : Tunjukkan (nama-
nama) perawimu kepada kami. Kemudian ia melihat kepada
Ahlus Sunnah sehingga hadits mereka diambil. Dan melihat
kepada Ahlul Bi'dah dan hadits mereka tidak di
ambil".(Diriwayatkan oleh Muslim dalam Muqaddimah kitab
shahihnya hal.15).
Al-Imam Malik rahimahullah pernah ditanya
:"Siapakah Ahlus Sunnah itu ? Ia menjawab : Ahlus Sunnah
itu mereka yang tidak mempunyai laqab (julukan) yang
sudah terkenal yakni bukan Jahmi, Qadari, dan bukan pula
Rafidli". (Al-Intiqa fi Fadlailits Tsalatsatil Aimmatil Fuqaha.
hal.35 oleh Ibnu Abdil Barr).
Gemilang Peradaban Islam | 45