Page 25 - False Information
P. 25
menantang. Kadang-kadang, informasi palsu terus
disebarluaskan bahkan tanpa tujuan yang jelas
2. Jika individu yang tidak memiliki opini kuat tentang suatu
topik terkena informasi palsu terlebih dahulu, maka keyakinan
sebelumnya yang dibentuk oleh paparan ini sulit untuk
diperbaiki. Ini disebut "efek pengaruh lanjutan". Untuk
memperbaiki keyakinan ini, penjelasan yang masuk akal harus
diberikan dalam secara tepat waktu, untuk membuktikan
kesalahan informasi yang salah. Seseorang juga harus
menyebarkan kontra-misinformasi dengan hati-hati, karena itu
dapat ―menjadi bumerang‖ jika disebarluaskan dengan tepat
(Lewandowsky et al., 2012); dan
3. Jika orang memiliki pendapat yang kuat tentang informasi
palsu, maka mereka akan cenderung berpegang pada pendapat
ini dalam keyakinan mereka dan siap menolak informasi yang
berlawanan (Lewandowsky et al., 2012).
Beberapa tahun terakhir, ada banyak upaya untuk False
information detection (FDI). Menurut jenis fitur yang digunakan
dalam metode FID yang ada, kami membaginya menjadi empat
kategori: metode berbasis konten, metode berbasis konteks sosial,
metode berbasis fusi fitur, dan metode berbasis pembelajaran
mendalam. Metode deteksi berbasis konten terutama
memanfaatkan fitur tekstual atau visual yang diekstrak dari posting
sosial untuk klasifikasi biner (benar atau palsu). Metode berbasis
konteks sosial umumnya mengandalkan karakteristik interaksi di
antara banyak pengguna, seperti berkomentar, memposting ulang,
dan mengikuti. Pendekatan berbasis fusi fitur memanfaatkan fitur
konten dan fitur konteks sosial secara komprehensif.
20 | Laksminarti, Karyanti & Mita Sari