Page 39 - False Information
P. 39
mitos, seperti infeksi COVID-19 diakibatkan mengkonsumsi sup
kelelawar atau konspirasi, seperti virus yang direkayasa oleh AS.
Ini jenis informasi yang tidak hanya mendukung peningkatan sikap
dan perilaku rasis tetapi juga menempatkan masyarakat dunia pada
resiko kesehatan yang lebih besar. Muhammadiyah secara efektif
untuk berkontribusi melaksanakan langkah-langkah pencegahan
false information tentang pandemi COVID-19 .
Kasus lain yang saat ini menjadi perhatian publik adalah
COVID-19, yang juga dikenal sebagai penyakit virus corona. Pada
31 Desember 2019, kasus pertama wabah dilaporkan di Tiongkok.
Hingga 7 Februari, ketika pendataan selesai, ada 31.481 kasus yang
dikonfirmasi di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 31.211 telah
dikonfirmasi di China, di mana virus tersebut telah menyebabkan
637 kematian. Di luar China, ada 270 kasus yang dikonfirmasi pada
7 Februari di 24 negara berbeda dan satu korban telah dilaporkan
(World Health Organization, 2020). Hingga 29 Februari, ketika
naskah ini diserahkan, jumlah kasus secara global telah meningkat
menjadi 83.652 kasus, yang terdapat di 52 negara, termasuk China.
Di seluruh dunia, 2858 orang telah meninggal karena penyakit ini.
Chakravorti (Rodríguez et al., 2020) Dalam konteks ini,
peredaran informasi palsu tentang wabah COVID-19 berkembang
pesat dan antara lain mencakup referensi pengobatan pura-pura,
seperti berkumur dengan air asin, makan oregano, atau bahkan
minum pemutih. Jenis informasi menyesatkan lainnya
berkontribusi pada penyebaran mitos, seperti menunjuk pada
konsumsi 'sup kelelawar' sebagai penyebab infeksi, atau konspirasi,
seperti virus yang direkayasa oleh AS. Aguilera (Pulido, Villarejo-
Carballido, et al., 2020) Jenis berita ini tidak hanya mendukung
peningkatan sikap dan perilaku rasis tetapi juga membahayakan
kesehatan populasi dan kemampuan pemerintah untuk menerapkan
34 | Laksminarti, Karyanti & Mita Sari