Page 49 - Stenochlaena Palutris Bedd
P. 49

Rabiatul Adawiyah, Fera Sartika, Fahruddin Arfianto

                                  Obat  tradisional  kebanyakannya  berupa  campuran  yang
                           berasal  dari  tumbuh-tumbuhan.  Pengelompokkan  tersebut  berdasar
                           atas  cara  pembuatan,  klaim  pengguna  dan  tingkat  pembuktian
                           khasiat sehingga dikenal dengan obat bahan alam Indonesia atau
                           obat herbal, khusus obat herbal ada 3 jenis, yaitu :
                              a.  Jamu
                                      Jamu  merupakan  bahan  obat  alam  yang  sediaannya
                                  masih  berupa  simplisia  sederhana,  seperti  irisan  rimpang,
                                  daun  atau  akar  kering.  Golongan  ini  tidak  memerlukan
                                  pembuktian  ilmiah  sampai  dengan  klinis,  tetapi  cukup
                                  dengan  bukti  pengunaan  berdasarkan  pengalaman  turu-
                                  temurun  selama  berpuluh  tahun  bahkan  mungkin  ratusan
                                  tahun,   telah   membuktikan     untuk    khasiatnya   dan
                                  keamanannya  secara  langsung  untuk  tujuan  kesehatan
                                  tertentu.
                                      Untuk  sebuah  ramuan  disebut  sebagai  jamu  jika  telah
                                  digunakan masyarakat melewati 3 generasi, artinya bilaumur
                                  satu  generasi  rata-rata  60  tahun,  sebuah  ramuan  disebut
                                  sebagai  jamu  jika  bertahan  minimal  selama  180  tahun.
                                  Sebagai  contoh,  masyarakat  telah  menggunakan  rimpang
                                  temulawak untuk mengatasi hepatitis selama ratusan tahun.
                                  Namun pembuktian khasiat tersebut baru sebatas pengalaman
                                  yang  digunakan  secara  turu-temurun,  selama  belum  ada
                                  dilakukannya  penelitian  ilmiah  yang  membuktikan  bahwa
                                  temulawak  sebagai  antihepatitis.  Jadi  Curcuma  xanthorriza
                                  itu  tetaplah  sebagai  jamu.  Artinya  ketika  dikemas  dan
                                  dipasarkan,  produsen  dilarang  mengklaim  temulawak
                                  sebagai obat. Dikemasan selain tertulis "jamu”, pada produk
                                  tersebut juga tertera logo yang berupa ranting daun berwarna
                                  hijau dalam lingkaran.





                                                          [40]
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54