Page 13 - Sastra Lisan dan Nilai Budaya Dayak Ngaju
P. 13
Lastaria, M.Pd.
Sastra yang berkembang di kalangan orang dayak umumnya
berupa sastra lisan. Sastra lisan tersebut berupa nyanyian rakyat,
upacara ritual. Masyarakat Dayak juga mengenal sastra lisan, yang
terlihat dalam bentuk puisi seperti deder, karungut, dan tandak.
Sedangkan sastra naratif berupa mite dan legenda, berdasarkan
pendapat, (Djamaris, Dkk 1996: 13-14).
Legenda adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap oleh yang
empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh
pernah terjadi. Legenda sering dipandang sebagai sejarah kolektif
(folk history). Akan tetapi, meskipun legenda dianggap sebagai
sejarah, keberadaannya tidaklah dianggap suci oleh masyarakat yang
memilikinya, (Danandjaya, 1991: 66). Legenda merupakan bentuk
sastra yang dimiliki oleh masyarakat Dayak Ngaju (Kapuas).
Sebagai produk budaya, legenda pada prinsipnya memiliki
karakteristik yang sama dengan cerita rakyat dari daerah lain di
Nusantara. Legenda Dayak didukung oleh bahasa Ngaju. Bagi
masyarakat Dayak Ngaju (Kapuas) adalah pewarisan nilai adat dan
budaya Dayak kepada generasi selanjutnya. Dengan memperlihatkan
beberapa hal di atas, maka perlu kiranya menggali secara mendalam
mengenai Nilai Budaya dalam Legenda Kapuas.
Dilihat dari sekian banyak suku dayak yang ada di Pulau
Kalimantan, penulis tertarik untuk meneliti nilai budaya dalam
Legenda yang ada di Kapuas. Yang pertama karena banyak legenda
yang berada di Kabupaten Kapuas yang hanya disampaikan dari
mulut ke mulut, dan yang kedua karena Kabupaten Kapuas adalah
suku yang terbesar mendiami Kalimantan Tengah, di daerah suku
Dayak Kapuas ini memiliki kekayaan yang beragam mulai dari
cerita rakyat, bahasa yang beragam, kesenian tradisi, kebinekaan
penduduk yang mendiaminya sampai kepada ritual upacara-upacara
4