Page 62 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 62
Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal
Kemunculan istilah SQ/SI itu sendiri sampai saat ini
memang masih menjadi kontroversi. Sebagian masyarakat
masih belum menerima penggunaan kata Quotient yang
dilekatkan dengan kata Spiritual (SQ). Mereka beralasan sebagai
sesuatu yang transcendental, SQ dikatakan berbeda dengan IQ.
Spiritual tidak dapat diukur berdasarkan perhitungan mental
age dibagi cronological age dikalikan seratus. Di sini sangat
beralasan jika buku buah karya Danah Zohar dan Ian Marshall
yang berjudul berjudul “SQ: Spiritual Intelligence” bukan SQ:
Spiritual Quotient yang dijadikan rujukan dalam disertasi ini
sebagai acuan teori dan kerangkan membangun kerangka
pemikiran, disertai dengan pengakuan bahwa membicarakan
kecerdasan spiritual merupakan sesuatu yang masih dianggap
janggal oleh para akademisi, karena mereka menganggap ilmu
pengetahuan belum memiliki perangkat untuk mempelajari
sesuatu yang tidak mampu diukur secara objektif. Zohar
dan Marshall mendapat dukungan Steven R. Covey (2004)
yang menulis spiritual intelegence dengan SQ bukan SI dalam
bukunya yang berjudul “The Seven Habits From Effectiveness
to Greatness”. Hal ini tentu saja mengundang pertanyaan,
mengapa penulisan spiritual intelligence sering disingkat “SQ
bukan SI”.
Terlepas dari adanya perbedaan penyebutan kecerdasan
spiritual dengan SQ tidak SI - (penulis lebih cenderung
menyebutnya SI) – namun yang perlu digarisbawahi istilah
yang dimunculkan adalah untuk menunjukkan bahwa
SI merupakan sebuah kapasitas (capacity) dan abilitas
(ability) – daya/kemampuan - yang memungkinkan manusia
tumbuh dan berkembang. Tentu saja yang tumbuh dan
berkembang di sini bukanlah fisiknya namun sistem nilai
yang dianutnya. Karena pada hakikatnya kemampuan dan
kecakapan merupakan aspek yang selalu menyertai setiap
perilaku cerdas manusia selama proses perkembangannya
hingga mencapai kesempurnaan (Daris Tamin, 2009). Dengan
kata lain kecerdasan spiritual melibatkan kemampuan
55