Page 70 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 70

Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal

                  Dalam  perspektif bimbingan dan konseling manusia
              diyakini memiliki kemampuan untuk berpikir dan sosial yang
              tinggi,  perasaan  dan  nafsu yang  kuat,  dan  hati  yang  dalam.
              Sehingga ia mampu  mengembangkan ilmu pengetahuan,
              mampu menata masyarakat yang rukun dan damai, mampu
              menikamati  keindahan dengan  art yang tinggi, mampu
              menghayati, menguasai, dan melaksanakan nilai-nilai moral,
              membedakan mana yang baik  dan makan yang buruk.
              Namun  manusia  juga  dilengkapi  dengan  nafsu,  dorongan,
              dan keinginan yang terkadang mengarah kepada hal-hal yang
              negatif dan menyimpang dari aturan Sang pencipta.
                  Pada hakikatnya manusia adalah makhluk  beragama
              (homoreligius)  dan  fithrahnya  manusia  adalah  makhluk
              spiritual  yang  selalu  berupaya  untuk  senantiasa  ada  dalam
              kondisi mental yang sehat, agar hidup bahagia, lahir dan batin.
              Ia memiliki potensi  kecerdasan spiritual yang sempurna
              untuk  meraih ‘spiritual wellness”,  yaitu  kebahagiaan  hidup
              sejati sebagai wujud karunia Ilahi. Untuk  itulah  layanan
              BK sebagai sebuah bentuk  hubungan interpersonal
              seyogyanya berpegang pada nilai-nilai agama saat membantu,
              mengarahkan, dan memandu individu untuk mengembangkan
              kecerdasan spiritual hingga menggapai kehidupan bermakna
              dan kebahagiaan  yang utuh  dan terpadu. Karena nilai-
              nilai  agama  bersifat  fundamental,  mutlak,  dan  universal.
              Pendekatan BK yang berlandasakan agama untuk membantu
              mengoptimalkan segenap potensi  spiritual diyakini tidak
              akan  terjadi pertentangan.  Sebab,  pada  hakikatnya antara
              keduanya menyentuh wilayah  yang sama, yakni kesehatan
              mental.  Keduanya  juga  melaju  menelusuri  fitrah  manusia
              sebagai  makhluk  Sang  Pencipta,  saling  menguatkan  dalam
              kebersamaan  mencari keselarasan  hidup di alam  semesta.
              Sejalan  dengan  kecenderungan  berkembangnya  konseling
              yang  berbasis spiritual,  Stanard et.al.  (M. Surya, 2008:44)
              mengusulkan agar spiritualitas ini dijadikan sebagai angkatan
              kelima dalam konseling dan psikoterapi.


                                                                   63
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75