Page 57 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 57
wahabi. Suatu hari, salah seorang dari hadirin memberinya
sebuah kitab karangan Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab. Sebelum diberikan, ia hilangkan terlebih dahulu
nama pengarangnya. Ulama itu membaca kitab tersebut dan
amat kagum dengan kandungannya. Setelah mengetahui
siapa penulis buku yang dibaca, mulailah ia memuji
Muhammad bin Abdul Wahab.Dalam sebuah hadits
disebutkan;
"Ya Allah, berilah keberkahan kepada kami di negeri
Syam, dan di negeri Yaman. Mereka berkata, 'Dan di
negeri Nejed.' Rasulullah berkata, 'Di sana banyak
terjadi berbagai kegoncangan dan fitnah, dan di sana
(tempat) munculnya para pengikut setan." (HR. Al-
Bukhari dan Muslim)
Ibnu Hajar Al-'Asqalani dan ulama lainnya
menyebutkan, yang dimaksud Nejed dalam hadits di atas
adalah Nejed Iraq. Hal itu terbukti dengan banyaknya fitnah
yang terjadi di sana. Kota yang juga di situ Al-Husain bin Ali
radhiallahu 'anhuma dibunuh.
Hal ini berbeda dengan anggapan sebagian orang,
bahwa yang dimaksud dengan Nejed adalah Hejaz, kota
yang tidak pernah tampak di dalamnya fitnah sebagaimana
yang terjadi Iraq. Bahkan sebaliknya, yang tampak di Nejed
Hejaz adalah tauhid, yang karenanya Allah menciptakan
alam, dan karenanya pula Allah mengutus para rasul.
Sebagian ulama yang adil sesungguhnya menyebutkan
bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah salah
seorang mujaddi (pembaharu) abad dua belas Hijriyah.
Mereka menulis buku-buku tentang beliau. Di antara
para pengarang yang menulis buku tentang Syaikh adalah
50 | Asep Solikin