Page 101 - Evaluasi Pembelajaran
P. 101
Berdasarkan persamaan tersebut, jika seorang peserta tes
atau responden memperoleh skor 80 dari hasil suatu
pengykuran, maka skor 80 tersebut belum tentu
menggambarkan kemampuan sebenarnya dari responden.
Banyak kemungkinan kombinasi skor T dan Ɛ yang mungkin
terjadi, misalnya:
80 = 70 + 10……………………..(1)
80 = 90 + (-10) ………………….(2).
80 = 79 + 1 …………………….(3).
Pada persamaan (1) di atas, jika seorang peserta tes atau
responden memperoleh skor 80, maka ada kemungkinan
kemampuan sebenarnya adalah 70, tetapi karena terdapat
skor kekeliruan sebesar 10 maka skor yang diperoleh peserta
didik atau skor hasil pengukurannya adalah 80. Kemungkinan
berbeda terjadi pada persamaan (2), yang mana kemampuan
sebenarnya dari peserta tes adalah 90, tetapi karena terdapat
skor kekeliruan sebesar -10 maka skor yang diperoleh
peserta didik atau skor hasil pengukurannya adalah 80. Ini
berarti, jika seorang peserta tes memperoleh skor 80, maka
akan terdapat tak terhingga kemungkinan pasangan
kombinasi skor T dan Ɛ. Pada persamaan (3), skor hasil
pengukuran 80, mendekati skor T yang merupakan
kemampuan sebenarnya dari peserta tes, dengan skor
kekeliruan hanya sebesar 1. Persamaan (3) merupakan
gambaran tentang hasil pengukuran yang kita harapkan,
yakni skor hasil pengukuran tidak jauh berbeda dengan skor
hasil pengamatan.
Dalam pengukuran hasil belajar, tujuan utama evaluator
adalah mencari skor true T. tetapi karena skor T tidak dapat
diamati (laten, tersembunyi), maka evaluator hanya dapat
mengukur dan menghasilkan skor X. Tantangan utama dalam
pengukuran tidak langsung adalah, menghasilkan sebaran
skor X yang paling mendekati skor T. Dengan kata lain,
tantangan utama evaluator adalah meminimalkan skor
kekeliruan atau error. Jika diusahakan skor kekeliruan atau
90