Page 106 - Evaluasi Pembelajaran
P. 106
Beberapa contoh di atas adalah instrumen yang
umumnya digunakan dalam pengukuran langsung. Dalam
pengukuran langsung, umumnya instrumen telah
disepakati dan distandarisasi secara internasional.
Contohnya adalah meteran. Ukuran atau skala yang
digunakan sebagai patokan atau standar dalam meteran,
merupakan skala yang telah disepakati secara
internasional. Contoh lainnya adalah termometer, yang
mana skala atau ukuran-ukuran yang digunakan telah
disepakati dan distandarisasi secara internasional.
Hal yang berbeda terjadi pada pengukuran tidak
langsung. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian awal
bab ini, pengukuran hasil belajar termasuk ke dalam
pengukuran tidak langsung. Instrumen dalam
pengukuran tak langsung, tidak dapat distandarisasi
secara luas maupun internasional. Hal ini terjadi karena
sifat obyek pengukuran yang laten/tersembunyi,
sehingga evaluator hanya bisa mengukur gejalanya saja.
Faktor kedua adalah, hasil pengukuran tidak langsung
bersifat relatif, karena hasilnya yang dapat berubah-ubah
sesuai dengan keadaan yang terjadi saat pengukuran.
Ada ketergantungan antara hasil pengukuran
menggunakan instrumen tertentu, dengan karakteristik
peserta pengukuran. Keterkaitan antara keduanya
dinyatakan sebagai ciri khas teori skor klasik (Naga,
1992).
Hasil pengukuran yang masih relatif, menyebabkan
keharusan bagi evaluator untuk memiliki instrumen yang
benar-benar handal, antara lain harus memiliki validitas
yang tinggi.
Validitas instrumen dapat dibedakan menjadi validitas
teoretis dan validitas empiris. Pengelompokkan ini
didasarkan pada perbedaan perlakuan pada saat
penyusunan instrumen. Hal itu akan dibahas sebagai
berikut:
95