Page 114 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 114
ABDUL QODIR JAELANI (Wafat 561 H/1166)
“Tasawuf adalah kebersihan dan kebeningan (Al-Shafa) dari
kotoran jiwa dan hawa nafsu, hubungan yang benar dengan
Allah dan akhlak mulia dalam hubungan dengan sesama
makhluk. Semua itu di tujukan agar tasawuf benar-benar
sesuai dengan syara”
Kebersihan jiwa yang menjadi landasan dalam ajaran
tasawufnya adalah salah satu yang menjadi tarekat ini begitu
banyak diterima oleh kebanyakan masyarakat muslim di
dunia. Ia tidak hanya dapat merengkuh umat Islam yang
berbangsa Arab saja, tetapi karena kelenturan ajaran
tarketnya di indonesia pun ia dianggap sebagai penghulu
para sufi dan namanya biasa digunakan sebagai bagian dari
para imam sufi yang selalu menjadi contoh pembenahan dan
perbaikan akhlak. Nama aslinya adalah Abu Muhamad
Muhyidin Abdul Qodir bin Musa bin Abdullah Al-Jailani (Al-
Jaili), dilahirkan pada tahun 471 H/1078 M. di Jailan
Tabaristan. Sebagian para ahli sejarah mengatakan bahwa ia
masih ada silsilah keturunan yang bersambung pada
keluarga Rasulullah.
Sejak kecil ia sudah memulai untuk belajar Al-Quran
dan telah mampu menghapalnya dengan baik. Di samping itu
ia pun menekuni ilmu fiqh yang bermazhab Ahmad bin
Hanbal kepada seorang syekhyang bernama Abdul Wafa dan
Syekh Abdul Khattab Al-Kawajanu. Kecerdasannya dan
kehalusan bahasanya adalah karena ia pun sangat
menggemari sastra dan bahasa Arab. Kesungguhannya
tersebut tampak ketika ia belajar kepada Abul Husain Abu
Ya’la. Dan dalam pandangan gurunya kemantapan
bahasanya tampak dalam kalam dan perdebatan terhadap
berbagai kesempatan yang selalu ia datangi. Ia selalu
Bibliosufistik | 101