Page 179 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 179
aku infaqkan itu semua di jalanMu Ya Alloh..tidak ada yang
dapat aku infaqkan sebagaimana orang lain telah berinfaq,
kalau sekiranya aku punya sebagaimana mereka punya akan
aku infaqkan untukMu, maka yang aku punya hanya
kehormatan sebagai seorang muslim, kalau engkau bisa
menerimanya, maka saksikanlah kehormatan ini aku
sedekahkan untukMu malam ini…”
Alangkah jernihnya doa tersebut…keluar dari hati
seseorang yang tidak punya apapun di dunia ini melainkan
kehormatan, alangkah teduhnya ucapan di malam hari yang
gelap, terangkat doanya ke langit ke tujuh, menggetarkan
Arsy Alloh Ta’ala, semua sedekah tidak sehebat sedekahnya.
Esok shubuh Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam memimpin
sholat berjama’ah, hadir pula Ulbah bin Zaid. Telah ia
lupakan air mata yang tumpah bercucuran di tikar lusuhnya
tadi malam, ia lupakan karena telah dibasuh oleh air wudhu
yang baru. Akan tetapi Aloh tidak pernah lupa, Alloh tidak
pernah menyia-nyiakan doa hamba-Nya. Kejadian di tempat
yang sepi tersebut dikabarkan oleh Alloh kepada Nabi
shallallohu ‘alaihi wasallam melalui Malaikat Jibril. Selesai
sholat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam pun berdiri
kemudian Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bertanya: Siapa
yang bersedekah dengan sedekah yang terkabul sedekahnya
pada malam ini?
Ternyata tidak ada yang berdiri, karena merasa tidak
bersedekah tadi malam, atau merasa yakin betul sedekahnya
diterima oleh Alloh Ta’ala. Ulbah bin Zaid pun tidak merasa
bahwa dirinya telah bersedekah. Akan tetapi Nabi
shallallohu ‘alaihi wasallam mendekati Ulbah dan berkata,
“Sungguh ya Ulbah, sedekahmu malam tadi telah diterima
oleh Allah Ta’ala sebagai sedekah yang maqbul!”
166 | Asep Solikin