Page 196 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 196

mandi  untuk  membasuh  mukanya  agar  lebih  fresh  dan
               menarik.  Begitu  kira-kira  alasan  yang  dibuat-buatnya.
               Mendengar  perkataan  Khalid,  wanita  cantik  itu  merasa
               bahagia, hatinya berbunga-bunga karena orang yang sangat
               tampan itu mau diajak untuk berzina.
                   Padahal…  Khalid masuk ke kamar mandi  hanya ingin
               mencari ide bagaimana caranya agar selamat dari tipu daya
               setan  yang  telah  memperdaya  wanita  itu.  Dan  Allah  pun
               membukakan  pikiran  Khalid.  Ia  sekarang  punya  ide.
               Walaupun  nekad  dan  konyol,  tetapi  cara  ini  adalah  jalan
               satu-satunya.
                   Khalid  pun  melaksanakan  ‘ide  gilanya’  itu  yakni,
               melumuri  wajah  dan  tubuhnya  dengan  tinja  atau  kotoran
               yang  ada  di  dalam  kamar  mandi.  Dengan  demikian,
               terciumlah bau busuk dari wajah dan tubuhnya. Sungguh itu
               sangat menjijikkan terlebih di mata wanita yang sudah kalaf
               dan kebelet “mau pipis” tersebut.
                   Melihat Khalid dengan kondisi berlumur tinja, kontan
               saja wanita itu  marah  dan  mencaci  Khalid serta  mengusir
               agar  segera  keluar.  Khalid  pun  tancap  gas.  Tak  menyia-
               nyiakan kesempatan lari dari dosa. Ia lari dan meninggalkan
               rumah wanita itu untuk menyelamatkan diri dan agamanya.
               Itulah yang dulu dilakukan Khalid Al-Miski, seorang pemuda
               yang rela melumuri tubuhnya dengan tinja yang busuk demi
               menyelamatkan diri dan agamanya.
                   Namun berkat pengorbanannya yang terkesan gila ini,
               Allah  menganugerahkan  aroma  tubuh  yang  wangi  bagi
               Khalid.  Aroma  tubuhnya  sangat  harum  menyamai  aroma
               minyak kesturi.





                                                       Bibliosufistik | 183
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201