Page 220 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 220

tanpa dosa lah yang menyebabkannya layak masuk ke surga.
               Bukan  semata  karena  rahmat-Nya.  Demikian  protes  ‘abid
               kepada Allah swt.
                   Mafhum  apa  yang  dimaksud  oleh  si  ’abid.  Maka
               segeralah  Allah  menugaskan  seorang  malaikat  untuk
               menghitung  dan  menimbang  seluruh  amal-ibadahnya
               selama  lima  ratus  tahun  tanpa  dosa  yang  diandalkannya
               sebagai modal meraih sorga. Kemudian ditimbangnya amal
               tersebut  dibandingkan  dengan  rahmat  pemberian-Nya.
               Ternyata rahmat Allah swt yang diberikan kepada ‘abid yang
               terdapat  dalam  mata  (termasuk  di  dalamnya  kemampuan
               melihat) saja jauh lebih berat nilainya dibandingkan dengan
               ibadahnya selama lima ratus tahun. Belum nikmat anggota
               badan yang lain, otak, kaki, tangan, dan seterusnya.
                   Maka sesuai dengan protes yang diajukannya, Allahpun
               memerintahkan malaikat untuk menyeret si ‘abid ke dalam
               neraka. Karena nilai amal-ibadahnya jauh lebih ringan dari
               pada rahmat yang terdapat pada mata. Ketika itulah si ‘abid
               baru  sadar  ternyata  kebergantungannya  pada  amal  tidak
               dapat menyelamatkannya. Segera ia meminta ampunan dan
               mengakui  akan  segala kesalahan  dan kesombongannya.  Ia
               terlalu  mengandalkan  amal  ibadahanya  dan  mengabaikan
               rahmat-Nya.
                   Akhirnya  Allah  mengampuninya  dan  sekali  lagi
               menanyakan kepada si ‘abid “apakah engkau masuk surga ini
               karena amalmu?’ si ‘abid menjawab “tidak ya Allah Tuhanku,
               sungguh ini semua karena rahmat-Mu”










                                                       Bibliosufistik | 207
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225