Page 294 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 294
kepada orang-orang dan belajar bagaimana para pencuri itu
melakukan aksinya. Sekarang dia mengetahui teknik
mencuri. Inilah saatnya beraksi. Dia menyiapkan alat-alat
mencuri, kemudian shalat Isya’ dan menunggu sampai
semua orang tidur. Sekarang dia keluar rumah untuk
menjalankan profesi ayahnya, seperti perintah sang guru
(syaikh). Dimulailah dengan rumah tetangganya. Saat
hendak masuk ke dalam rumah dia ingat pesan syaikhnya
agar selalu bertakwa. Padahal mengganggu tetangga
tidaklah termasuk takwa. Akhirnya, rumah tetangga itu di
tinggalkannya. Ia lalu melewati rumah lain, dia berbisik pada
dirinya, “Ini rumah anak yatim, dan Allah memperingatkan
agar kita tidak memakan harta anak yatim.” Dia terus
berjalan dan akhirnya tiba di rumah seorang pedagang kaya
yang tidak ada penjaganya. Orang-orang sudah tahu bahwa
pedagang ini memiliki harta yang melebihi kebutuhannya.
“Ha, di sini,” gumamnya.
Pemuda tadi memulai aksinya. Dia berusaha membuka
pintu dengan kunci-kunci yang disiapkannya. Setelah
berhasil masuk, rumah itu ternyata besar dan banyak
kamarnya. Dia berkeliling di dalam rumah, sampai
menemukan tempat penyimpanan harta. Dia membuka
sebuah kotak, didapatinya emas, perak dan uang tunai dalam
jumlah yang banyak. Dia tergoda untuk mengambilnya. Lalu
dia berkata, “Eh, jangan, syaikhku berpesan agar aku selalu
bertakwa. Barangkali pedagang ini belum mengeluarkan
zakat hartanya. Kalau begitu, sebaiknya aku keluarkan
zakatnya terlebih dahulu.”
Dia mengambil buku-buku catatan di situ dan
menghidupkan lentera kecil yang dibawanya. Sambil
membuka lembaran buku-buku itu dia menghitung. Dia
memang pandai berhitung dan berpengalaman dalam
pembukuan. Dia hitung semua harta yang ada dan
Bibliosufistik | 281