Page 35 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 35

oleh Allah dan RasulNya, adalah zuhud (meninggalkan dan
            mengecilkan arti) segala sesuatu yang tidak bermanfaat di
            akhirat.  Berkaitan  dengan  hal-hal yang  berguna  di  akhirat
            dan  piranti  yang  dapat  mendukungnya,  maka  zuhud
            (meninggalkan  dan  meremehkan)  terhadap  hal-hal  ini,
            berarti  meremehkan  satu  jenis  ibadah  kepada  Allah  dan
            ketaatan  kepadaNya.  Yang  dimaksud  zuhud  hanyalah
            dengan  meninggalkan  semua  yang  membahayakan  atau
            segala  sesuatu  yang  tidak  bermanfaat.  Adapun  zuhud
            terhadap hal-hal yang bermanfaat, ini adalah sebuah bentuk
            ketidaktahuan dan kesesatan.”
                 Fase  ketiga  adalah  wara.  Pada  fase  ini  seorang  sufi
            berupaya  menjauhkan  diri  dari  perkara-perkara  yang
            syubhat, yaitu perkara yang ada di antara halal dan haram.
            Syubhat  adalah  perkara  yang  meragukan  secara  hukum
            pelaksanaannya.  Seorang  sufi  yang  wara  lebih  senang
            melakukan  perbuatan  yang  sudah  jelas  dan  menghindari
            perkara yang meragukan dirinya.
                 Sufyan  Ats-Tsaury  berkata,  “Aku  tidaklah  pernah
            memandang sesuatu yang lebih mudah dari wara’ yaitu apa
            saja  yang  meragukan,  maka  tinggalkanlah.”  (Madarij  As-
            Salikin, 2:22, dinukil dari Minhah Al-Allam, 10:138-139).

                 Ibrahim  bin  Adham  memberikan  penjelasan  bahwa
            wara’ berarti meninggalkan segala sesuatu yang meragukan,
            segala  sesuatu  yang  tidak  berarti,  dan  apapun  yang
            berlebihan.  Selaras  dengan  penjelasan  tersebut,  Ishaq
            mengatakan  wara’  dalam  kehidupan  lebih  sulit  daripada
            menjauhi emas dan perak, serta zuhud dari kekuasaan lebih
            sulit  dibandingkan  dengan  menyerahkan  emas  dan  perak
            karena siap mengorbankan emas dan perak demi kekuasaan.

                 Fase keempat adalah Faqr. Seorang sufi dalam hidupnya
            menjalani  keseharian  dalam  kondisi  kefakiran.  Kebutuhan


            22 | Asep Solikin
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40