Page 45 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 45

puluh tahun. Ia ingin mengatakan bahwa dalam usia tujuh
            puluh tahunlah ia baru sampai ke stasion ittihad.
                 Sebelum sampai ke ittihad, seorang sufi harus terlebih
            dahulu mengalami fana' dan baqa'. Yang dimaksud dengan
            fana' adalah hancur sedangkan baqa' berarti tinggal. Sesuatu
            didalam diri sufi akan fana atau hancur dan sesuatu yang lain
            akan baqa atau tinggal.  Dalam literatur tasawuf disebutkan,
            orang  yang  fana  dari  kejahatan  akan  baqa  (tinggal)  ilmu
            dalam  dirinya;  orang  yang  fana  dari  maksiat  akan  baqa
            (tinggal)  takwa  dalam  dirinya.    Dengan  demikian,  yang
            tinggal  dalam  dirinya  sifat-sifat  yang  baik.  Sesuatu  hilang
            dari  diri  sufi  dan  sesuatu  yang  lain  akan  timbul  sebagai
            gantinya.  Hilang  kejahilan  akan  timbul  ilmu.  Hilang  sifat
            buruk  akan  timbul  sifat  baik.  Hilang  maksiat  akan  timbul
            takwa.
                 Untuk   sampai   ke ittihad, sufi harus terlebih dahulu
            mengalami al-fana' 'an al-nafs, dalam arti lafdzi kehancuran
            jiwa.  Yang  dimaksud  bukan  hancurnya  jiwa  sufi  menjadi
            tiada, tapi kehancurannya akan menimbulkan kesadaran sufi
            terhadap diri-Nya. Inilah yang disebut kaum sufi al-fana' 'an
            al-nafs wa al-baqa, bi 'l-Lah, dengan arti kesadaran tentang
            diri sendiri hancur dan timbullah kesadaran diri Tuhan. Di
            sini  terjadilah  ittihad,  persatuan  atau  manunggal  dengan
            Tuhan.
                 Mengenai  fana',  Abu  Yazid  mengatakan,  "Aku
            mengetahui  Tuhan  melalui  diriku  hingga      aku      hancur,
            kemudian aku mengetahui-Nya melalui diri-Nya dan akupun
            hidup.    Sedangkan  mengenai  fana  dan  baqa',  ia
            mengungkapkan  lagi,  "Ia  membuat  aku  gila  pada  diriku
            hingga aku mati. Kemudian Ia membuat aku gila kepada diri-
            Nya, dan akupun hidup." Lalu, diapun berkata lagi, "Gila pada




            32 | Asep Solikin
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50