Page 73 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 73

terdapat  potensi  buruk  dan  baik,  karena  itu  jiwa  terletak
            pada perjuangan baik dan buruk.
            Akal

                Akal yang dalam bahasa Yunani disebut nous atau logos
            atau  intelek  (intellect)  dalam  bahasa  Inggris  adalah  daya
            berpikir yang terdapat dalam otak, sedangkan "hati" adalah
            daya jiwa (nafsnathiqah).  Daya jiwa berpikir yang ada pada
            otak di kepala disebut akal. Sedangkan yang ada pada hati
            (jantung) di dada   disebut   rasa (dzauq).  Karena itu ada dua
            sumber  pengetahuan,  yaitu  pengetahuan  akal  (ma'rifat
            aqliyah) dan pengetahuan   hati (ma'rifat qalbiyah).  Kalau
            para filsuf mengunggulkan pengetahuan akal, para sufi lebih
            mengunggulkan pengetahuan hati (rasa).

                 Menurut  para  filsuf  Islam,  akal  yang  telah  mencapai
            tingkatan tertinggi akal perolehan (akal   mustafad) ia   dapat
            mengetahui  kebahagiaan  dan  berusaha  memperolehnya.
            Akal yang demikian akan menjadikan jiwanya kekal dalam
            kebahagiaan (sorga).  Namun, jika akal yang telah mengenal
            kebahagiaan  itu  berpaling,  berarti  ia  tidak  berusaha
            memperolehnya.  Jiwa  yang  demikian  akan  kekal  dalam
            kesengsaraan (neraka).

                  Adapun      akal      yang      tidak      sempurna  dan  tidak
            mengenal kebahagiaan, maka menurut al-Farabi, jiwa yang
            demikian akan hancur.  Sedangkan menurut para filsuf tidak
            hancur. Karena kesempurnaan manusia menurut para filsuf
            terletak      pada  kesempurnaan  pengetahuan  akal  dalam
            mengetahui  dan  memperoleh  kebahagiaan  yang  tertinggi,
            yaitu ketika akan sampai ke tingkat akal perolehan.







            60 | Asep Solikin
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78