Page 60 - Model Pembelajaran Kwu-Kop
P. 60
masalah kewirausahaan dapat dipelajari. Banyak bukti
menunjukkan hal itu, misalnya orang yang berasal dari keluarga
wirausahawan seringkali lebih pandai dalam berwirausaha, karena
sejak kecil berada dalam lingkungan wirausaha, sehingga secara
langsung maupun tidak langsung sudah belajar tentang seluk beluk
berwirausaha. Jadi faktor belajar tetap kuat dalam membentuk
kemampuan dan keterampilan berwirausaha.
Kewirausahaan dibentuk dari kata wirausaha mendapat
imbuhan ke-an, yang mempunyai fungsi membentuk kata benda
untuk menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan kata dasar.
Menurut Timmons (Lambing & Kuehl, 2000: 14), menyatakan
pengertian kewirausahaan sebagai berikut:
Entrepreneurship is a human, creative act that builds
something of value from practically nothing. It is the pursuit of
opportunity regardless of the resources, or lack of resources,
at hand. It requires a vision and the passion and commitment
to lead others in the pursuit of that vision. It also requires a
willingness to take calculated risks.
Artinya, kewirausahaan merupakan sifat manusiawi untuk
bertindak kreatif meningkatkan nilai sesuatu dengan memanfaatkan
kesempatan dan sumber daya yang dilandasi visi, semangat dan
komitmen dalam memimpin serta memperhitungkan resiko. Karena
kewirausahaan merupakan sifat manusiawi, maka kewirausahaan
berhubungan erat dengan perilaku.
Hardvard’s Theodore Levitt dalam Suryana (2005: 23),
mengemukakan definisi inovasi dan kreatifitas lebih mengarah
pada konsep berpikir dan bertindak yang baru (think new and doing
new). Menurutnya “Creativity is the ability to develop new ideas and
to discover new ways of looking at problems and opportunities.
Innovation is the ability to apply creative solutions to those
problems and opportunities to enhance or to enrich people’s lives”,
yang berarti bahawa kreatifitas adalah kemampuan untuk berpikir
yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi adalah kemampuan
51