Page 16 - Membangun Pendidikan Berkualitas Di Era Pandemi
P. 16

Dr. Asep Solikin, M.A. |
               dapat mengubah realitas kehidupan fisik di sekitarnya. Ada
               sebuah kisah menarik tentang hakikat kecerdasan spiritual
               sebagai berikut:
                     Pada suatu sore menjelang malam, ada tiga orang tua
                  yang  sedang  berdiri  di  depan  pintu  sebuah  rumah.
                  Ketiganya  kelihatan  seperti  sedang  dalam  perjalanan
                  jauh.  Meskipun  demikian  tidak  tampak  tanda  kelelahan
                  atau  kegetiran  dari  raut  muka  mereka.  Beberapa  saat
                  kemudian  keluarlah  seorang  wanita  dari  dalam  rumah
                  tersebut.  Melihat  ketiga  orang  tua  tersebut,  wanita  ini
                  menjadi iba dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke
                  rumah  dan  makan  malam  bersama  dengan  keluarga  di
                  rumah tersebut.

                     Salah  satu dari  ketiga orang  tua  tersebut menjawab,
                  “Perkenalkan  nama  saya  adalah  WEALTH  (yang  berarti
                  kekayaan),  dia  bernama  SUCCESS  (yang  berarti
                  kesuksesan),  dan  teman  saya  yang  satu  lagi  bernama
                  LOVE  (yang  artinya  kasih).  Kami  tidak  dapat  masuk
                  bersama-sama  ke  dalam  rumah.  Anda  harus  memilih
                  siapa di antara kami yang Anda undang untuk masuk ke
                  dalam?”

                     Kemudian  si wanita  masuk  kembali  ke  dalam  rumah
                  dan  menceritakan  kejadian  tersebut  kepada  suaminya.
                  “Sudah  jelas  bagi  kita  untuk  mengundang  WEALTH  ke
                  dalam  rumah.  Karena  dengan  kekayaan  kita  dapat
                  memiliki segalanya di dunia ini,” kata sang suami. Tetapi
                  sang istri lebih memilih SUCCESS untuk dapat menikmati
                  kehidupan  di  dunia  ini.  Tiba-tiba  anak  mereka  yang
                  berumur  sebelas  tahun  menimpali,  “Mengapa  kita  tidak




                                          7
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21