Page 95 - Membangun Pendidikan Berkualitas Di Era Pandemi
P. 95
|Membangun Pendidikan Berkualitas di Era Pandemi
tersebut terkena noda minuman. Ani merasa malu pada
teman-temannya. Ia berpikir tak layak berada di acara
reuni sekolah dengan pakaian yang bernoda. Emosinya
membuncah, ia tak dapat mengendalikan amarahnya.
Dengan suara yang lantang dan kasar, ia memarahi Tya.
Ani tak perduli dengan permintaan maaf Tya. Seruan
teman-teman yang mencoba menenangkannya pun tak
digubris oleh Ani. Ia segera melenggang ke luar ruangan
dan pulang ke rumah. Dalam benak Ani terpikir,
bagaimana ia harus menghadapi teman-temannya dan
apa yang harus diucapkannya jika ada teman-teman
yang bertanya tentang pakaiannya yang bernoda atau
bila ada teman yang menyayangkan noda pakaian
tersebut. Ia khawatir, teman-teman akan mengejeknya.
Faktanya, tidak ada teman-teman yang
mempermasalahkan pakaian yang terkena noda
tersebut. Mereka hanya ingin kegiatan reuni tersebut
berjalan dengan sukses, membahagiakan, dan penuh
kenangan karena nantinya tidak akan tahu kapan dapat
bertemu kembali.
Kisah di atas adalah kisah tentang dampak dari
berpikir negatif. Berbeda halnya dengan Icha yang saat
Tya tidak sengaja menumpahkan berada di dekat Ani
dan Tya. Pakaian Icha pun terkena percikan minuman
yang tumpah tersebut. Namun, Icha tidak
mempermasalahkan noda yang ditimbulkan percikan
minuman itu. Icha menerima permintaan maaf Tya dan
meminta Tya tidak usah terlalu memikirkan hal
tersebut. Icha berpikir, nantinya pakaian tersebut bisa
dicuci dan bersih kembali. Namun, pertemuannya
dengan teman lebih penting dan bermakna saat itu.
86