Page 9 - Belajar & Pembelajaran
P. 9

memperoleh  pekerjaan.  Mari  kita  belajar  sungguh-sungguh  untuk  mencapai
          cita-cita!" Ajakan Pak Ahmat dipatuhi oleh siswa SMP tersebut.
              Kartini adalah siswa kelas tiga SMA di suatu kota. Ia anak rajin dan pandai.
          Sejak  kelas  satu  SMA  ia  membuat  jadwal  belajar  sendiri  di  rumah.  Ia
          berkelompok  belajar.  Ia  juga  sering  berkonsultasi  dengan  guru  matematika,
          IPA, biologi, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia. Pada minggu pertama kelas
          tiga,  Kartini  menemui  ayah  ibunya.  Kartini  berkata  sebagai  berikut  :  "Ayah,
          saya ingin usul dan mohon saran dari ayah dan ibu. Saya ingin melanjutkan ke
          perguruan tinggi. Tetapi, saya bingung menentukan pilihan jurusan. Rata-rata
          angka  raporku  untuk  matematika,  IPA,  biologi,  bahasa  Inggris,  bahasa
          Indonesia, dan yang lain tergolong baik. Apakah saya boleh masuk ke fakultas
          teknik?  Atau  ke  fakultas  kedokteran?  Bagaimana  jika  saya  pilih  ke  fakultas
          sastra?” Ayah dan ibu Kartini menyarankan agar Kartini berkonsultasi dengan
          Ibu Farida, seorang konselor sekolah. Setelah melewati tes bakat dan minat,
          serta  bimbingan  karier,  maka  Kartini  menentukan  pilihan  masuk  ke  fakultas
          teknik. Ia diterima masuk fakultas teknik lewat penelusuran bakat.
              Kedua  peristiwa  tersebut  adalah  gejala  pembelajaran  dan  belajar.  Pak
          Ahmat memberi informasi dan membuat program pembelajaran tingkat kelas.
          Ia  juga  membantu  untuk  membuat  program  belajar  sendiri.  Kartini  sejak
          semula membuat program belajar sendiri. Tetapi berkat saran orang tua dan
          petunjuk  konselor  sekolahnya,  ia  membuat  program  pembelajaran  di
          perguruan tinggi secara sadar. Diterimanya di fakultas teknik merupakan awal
          proses  pembelajaran  di  perguruan  tinggi.  Berkat  rekayasa  Pak  Ahmat,  siswa
          kelas tiga belajar dengan sungguh-sungguh. Berkat rekayasa konselor SMA dan
          guru-guru SMA, Kartini mengalami program pembelajaran ke fakultas teknik.
          Dari  kedua  peristiwa  tersebut  terjadilah  belajar  yang  sungguh-sungguh.  Baik
          siswa kelas tiga SMP maupun Kartini sebagai siswa kelas tiga SMA mengalami
          proses belajar
              Kedua  peristiwa  tersebut,  sebagai  program  pembelajaran  dan  belajar
          dapat dilukiskan dalam Bagan 1.1 di halaman 3. Pak Ahmat sebagai guru SMP,
          membuat  program  pembelajaran  berdasarkan  kurikulum  yang  berlaku.  Ia
          membuat suatu desain instruksional. Atas dasar desain tersebut ia membuat
          agar  siswa  menyusun  jadwal  belajar  atau  program  pembelajaran  siswa  di
          rumah. Berkat informasi dari para guru dan konselor sekolah, Kartini membuat
          program belajar dan bertanggung jawab sendiri.
              Dari Bagan 1.1 dapat diketahui:
          1)  Guru  sebagai  pendidik  melakukan  rekayasa  pembelajaran.  Rekayasa
              pembelajaran tersebut dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku.




          2 | Belajar dan Pembelajaran
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14