Page 114 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 114
Karyanti menyatakan bahwa pengguna batik burung
enggang akan menunjukkan sikap penuh wibawa, dan kesetiaan
terhadap pasangan. Ranying Hatalla atau Tuhan (Jubata) turut
serta mengawasi setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia,
sehingga kendali diri memegang peranan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab dalam menciptakan harmoni dan
kedamaian untuk kebaikan bersama. Ketika seseorang telah
menunjukan sikap kepemimpinan dan penuh wibawa akan
menunjukan akhlak yang baik kepada semua orang dan akan
terpancar kebaikan-kebaikan lain seperti, Mamut Menteng (gagah
perkasa) dalam sikap dan perbuatan, individu diharapkan berani
berbuat, berani bertanggung jawab. Sikap mamut menteng yang
dilengkapi dengan tekad isen mulang atau pantang menyerah telah
mendarah daging dalam kehidupan. Harati (Pandai) disamping
pandai individu juga harus seorang yang cerdik dalam arti positif
(Wawancara, 06/09/2021).
Menurut Karyanti, kecerdikannya mampu menjadikan
dirinya sebagai seorang pemberi inspirasi bahkan sebagai seorang
the greatest inspirator bagi orang lain. Kemampuan dalam
berkomunikasi dengan orang lain keakraban yang tidak dibuat-
buat, menjadikan seorang memiliki empati. Bakena (Tampan/
cantik, menarik, dan bijaksana). Lebih luas maksudnya Inner
beauty yaitu ketampanan/kecantikan yang terpancar dari dalam
jiwa. Cahaya matanya memancarkan keadilan, perlindungan,
rasa aman dan bakti. Di mana pun berada, individu akan selalu
disenangi dan disegani (Wawancara, 06/09/2021).
Karyanti burung enggang melambangkan cinta dan kasih
sayang. Sebab burung enggang adalah burung yang setia terhadap
pasangan. Ketiaka mengggunakan batik burung enggang merasa
sebagai pemimpin dan membawa kebahagiaan bagi orang lain.
Masyarakat suku dayak percaya bahwa burung enggang akan
membawa keberkahan bagi orang-orang disekitar kita. Sampai
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 101