Page 116 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 116
Dayak yang mendiri dan dewasa. Cara hidup burung enggang
yang berkelompok dan perhatian terhadap pasangan dan anak
menggambarkan nilai kearifan. Dari hal tersebut, dalam hidup
bermasyarakat, setiap orang hendaknya bersikap arif dan bijaksana
sehingga ubungan manusia dengan Tuhan, alam berjalan selaras
dan harmoni (Febrianti, 2018).
Batik motif burung enggang sarat akan makna, sebab batik
motif burung enggang merupakan produk budaya yang bersifat
kebendaan (material culture). Sebagai produk budaya batik dapat
dipandang melalui dimensi simbolik, yang merupakan makna
sosial. Sehingga, batik dengan motif burung enggang merupakan
bagian dari fashion yang menjadi fenomena sosial dalam kehidupan
masyarakat suku Dayak Kalimantan Tengah. Para sosiolog
melanjutkan kajian-kajian tentang fashion ini terutama dengan
melihat pada motif orang untuk mengikuti dan memakai suatu
fashion. Fashion adalah fenomena, mekanisme, atau proses sosial
sentral yang dapat diterapkan pada domain apa pun. “Fashion ...
adalah cara di mana setiap peradaban berorientasi.
Kawamura (2011), kebingungan ini terutama disebabkan
oleh dua arti kata fashoin sebagai perubahan dan fashion sebagai
pakaian. Batik menjadi bagian dari masyarakat Indonesia sejak
abad ke delapan, Batik diwarisi dari leluhur sebagai jenius lokal
dan terus memiliki penerimaan sosial oleh masyarakatnya tidak
hanya secara fungsional sebagai pakaian tetapi juga secara budaya
lebih dalam untuk menunjukkan identitas yang berbeda. Motif
merupakan desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk,
berbagai macam garis atu elemen-elemen, yang terkadang begitu
kuat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk situasi alam, benda, dengan
gaya ciri khas tersendiri (Suhersono, 2004).
Kewibawaan terpancar dari pengguna batik burung enggang
selain memaknai sikap dan perilaku burung enggang sebagai
pelindung dan pemimpin. Warna batik yang didominasi oleh
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 103