Page 145 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 145
Pada Makna sosial burung enggang dalam batik Suku Dayak
Kalimantan Tengah, menggunakan teori mitol oleh Lévi-Strauss.
Mitos bukan sekedar cerita tetapi sering juga sebagai ungkapan
simbolis batin atau konflik spiritual dalam masyarakat, serta
merupakan sarana untuk mengalihkan, menjauh dan mengatasi
setiap kontradiksi yang belum terselesaikan, sehingga sebagai
hasilnya dapat dijelaskan dan logika. Berdasarkan hasil penelitian
burung enggang merupakan jelmaan panglima burung yang selalu
melindungi wilatayah Kalimantan Tengah. Sehingga simbol
kebesaran burung Enggang dituangkan dalam motif batik dan
ornamen pada rumah dan kantor di Kalimantan Tengah, karena
dipercaya sebagai pelindung.
Masyarakat suku Dayak memandang mitos tidak hanya
sebagai cerita. Mitos menjadi kontrol masyarakat suku Dayak
dalam berperilaku. Mitos merupakan hal-hal gaib yang
didalamnya menceritakan tentang para dewa sebagai tokoh
utama. Masyarakat Dayak menjadikan mitos burung enggang
sebagai landasan dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
Mitos burung enggang yang dianggap suci merupakan gambaran
masyarakat suku Dayak
Seperti yang dikemukakan Lévi-Strauss bahwa mitos
dianggap sebagai sejarah karena memang ini yang dihayati oleh
masyarakat Dayak. Kepercayaan suku Dayak berhubungan
erat dengan lingkungan sekitarnya, seperti hewan, tumbuhan-
tumbuhan, air, bumi, dan udara. Keyakinan terhadap mitos
burung Enggang yang terkandung dalam motif batik burung
enggang itu begitu kuat sehingga suku Dayak percaya bahwa
kehidupan akan menjadi baik jika berpedoman pada gambaran
tentang burung Enggang yang penolong, setia, mencintai, dan
pengasihi, sebab itu setiap makhluk hidup berkewajiban untuk
senantiasa memelihara keserasian dan keseimbangan semesta,
terutama manusia menurut kepercayaan suku Dayak merupakan
|
132 Aquarini, Ishomuddin, Vina Salviana DS., M. Fatchurrahman