Page 140 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 140
dalam kehidupan orang-orang. Batik sebagai budaya visual
tentu saja tidak dapat dipisahkan dari dinamika budaya yang
berkembang di masyarakat, yang dapat dilihat dari perkembangan
batik dari batik burung enggang untuk diversifikasi ke produk
selain fashion, seperti souvenir, aksesoris fashion, rumah aksesoris,
dan lain-lain.
Menurut Kerloque & Sosrowardoyo (Selamet, 2018) Batik
adalah salah satu bentuk seni yang paling bermakna di Indonesia,
sehingga pakaian telah menjadi dilihat sebagai simbol dari banyak
nilai yang dipegang teguh oleh budaya yang menghasilkannya.
Batik yang inspirasi penciptaannya berasal dari sosok
burung enggang, merupakan salah satu produk Fashion. Fakta
yang menunjukkan keberadaan fashion di Indonesia, khususnya
di Kalimantan Tengah, mengandung tiga hal penting: mitos,
ritual, dan simbol. Ketiga hal tersebut mencerminkan isi ruh,
jiwa, dan psikologi budaya bangsa, menyiratkan tercapainya
kualitas estetika seni kriya Indonesia, yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
Mulai dari bentuk seni tinggi yang hanya dinikmati oleh
kalangan bangsawan atau pemuka adat karena produk pakaian
(penutup kepala, pakaian, selendang, dan baju bawahan), Batik
burung enggang yang semakin banyak populer di masyarakat
sekarang mulai digunakan untuk produk eashion seperti tas,
aksesoris, dan bukan terbatas pada kain saja. Evolusi batik
klasik menjadi batik pesisir adalah tahap awal degradasi makna
batik, yaitu awalnya tidak diakui dan mengalami penolakan di
masyarakat. Seiring waktu, komunitas akhirnya menerima dan
"menoleransi" perubahan ini. Saat ini, produk batik yang tidak
relevan baik dari segi jenis produk maupun motif hingga awal
konsep batik asli (untuk menyampaikan pesan luhur, filosofi,
dan simbol dalam kehidupan sosial) adalah di mana-mana
untuk menemukan. Waktu berubah, beberapa budaya dan
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 127