Page 136 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 136
banyak suku-suku pendatang dan pengaruh-pengaruh yang
dibawanya, sebagai pengingat bahwa mereka harus juga dapat
mempertahankan tradisi dan ciri khasnya ditengah banyaknya
pengaruh-pengaruh dari luar (Mayasari, et al, 2014).
Mitos merupakan sebuah tradisi secara turun temurun
diceritakan kepada generasi berikutnya, menjadi kepercayaan
yang tertanam kuat pada masyarakat suku Dayak Kalimantan
Tengah, dan menjadi kearifan lokal masyarakat suku Dayak. Suku
Dayak percaya mitos tersebut sebagai sebuah adat yang dianggap
keramat karena mengandung petuah yang harus dipegang teguh,
sehingga mitos tersebut terus dikisahkan dan digunakan oleh
suku Dayak, jika masyarakat Suku Dayak tidak percaya akan
keberadaan burung enggang sebagai panglima burung, sehingga
memburu dan membunuh burung enggang. Maka akan terjadi
musibah atau mala petaka bagi pemburu tersebut.
Batik adalah salah satu bentuk seni yang paling bermakna di
Indonesia, sehingga pakaian dianggap sebagai simbol dari banyak
nilai yang paling dianut oleh budaya yang memproduksinya.
Simbolisme, teknik, dan budaya yang melingkupi pakaian sutra
dan kapas yang diwarnai dengan tangan meresapi kehidupan
masyarakat Indonesia. Seperti telah disinggung sebelumnya,
batik memiliki berbagai makna simbolik, yang menjadikan motif
batik sebagai bentuk visual yang ekspresif.
Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, batik memiliki
berbagai makna simbolik, yang menjadikan motif batik sebagai
bentuk visual yang ekspresif, khususnya di kalangan orang Jawa
(Hann, 2013). Makna budaya biasanya dikomunikasikan secara
lisan, tetapi ini dia diekspresikan dalam tekstil menggunakan
warna dan motif. Dengan ini, orang Jawa mampu memberikan
yang aktual penting untuk kain. Simbolisme batik yang
dikembangkan oleh budaya pada akhirnya memberikan visual
kain keterampilan komunikasi (Hitchcock & Nuryanti, 2016).
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 123