Page 134 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 134
Indonesia memiliki berbagai macam motif batik, masyarakat
juga harus bangga sebagai suku Dayak Kalimantan menggunakan
batik ini karena sebagai identitas saya identitas saya sebagai suku
Dayak Kalimantan Tengah (Wawancara, 14/09/2021).
Fashion sebagai prototipe dari apa yang disebutnya "bentuk
sosial", dengan kata lain, struktur stabil yang muncul dari
pluralitas fakta sosial. Meskipun isinya bisa berubah, strukturnya
sendiri tetap sama. Bukan isi dari fashion tertentu yang penting,
tetapi fakta bahwa ada sesuatu yang diakui sebagai fashion.
Oleh karena itu, gaya tertentu tidak memerlukan pembenaran
rasional. Perasaan masa kini yang lebih kuat adalah salah satu
karakteristik utama dari mode tertentu. Simmel membatasi istilah
'Fashion' untuk barang-barang yang tampaknya menghilang dan
hanya bersifat sementara: Dalam praktik kehidupan, hal lain yang
serupa dan tiba-tiba disebarluaskan tidak disebut mode, ketika
kita yakin akan kelangsungannya dan pembenaran materialnya.
Fashion bersifat paradoks karena menyediakan pada saat yang
sama disosiasi individu dan kohesi kelompok. Kedua fungsi ini
sangat penting untuk fashion. Tidak ada mode jika salah satu dari
dua syarat tersebut tidak terpenuhi (Simmel, 1957).
Kesesuaian citra diri harus sesuai dengan konsep diri
pengguna dan persepsi pengguna terhadap batik burung enggang.
Bagi pengguna Batik, pembelian atau penggunaan batik burung
enggang adalah sarana untuk mengekspresikan diri. Oleh karena
itu, pengguna akan sering mempertimbangkan kedekatan citra
motif dengan konsep dirinya. Kesesuaian citra diri yang dirasakan
oleh penggunaan batik burung Enggang dapat meningkatkan
persepsinya terhadap makna, yang akan mempengaruhi
bagaimana sikapnya akan ditampilkan. Di zaman keemasan batik
klasik (Abad 17-20), setiap motif yang digambar dalam batik
merupakan bentuk nilai simbolik yang memiliki makna tertentu.
Setiap motif yang digambar dalam batik mengandung sebuah
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 121