Page 131 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 131
Taihuttu (Wong & Santosa, 2014) burung enggang (anggang)
yakni burung Kalimantan yang dikeramatkan. Bagi mereka
burung enggang merupakan rajanya segala burung yang melambang-
kan sosok yang gagah perkasa, penuh wibawa, keagungan dan
kejayaan. Sehingga tato motif jenis ini biasanya diperuntukan
hanya untuk para bangsawan yang sudah pernah melakukan
ngayau. Menurut masyarakat suku Dayak tertentu burung
enggang merupakan kehidupan, kesetiaan, perdamaian dan
kepemimpinan. Banyaknya artefak berbentuk burung enggang
yang memiliki nilai historis dan makna filosofis pada tradisi
kesenian Dayak seperti lukisan dinding, seni ukir, motif anyaman
dan busana adat menunjukkan suatu indentitas kebudayaan
(Legi, 2018).
Listya Sabtiani menyatakan bahwa batik dengan motif
burung enggang simbol kebesaran dan kemuliaan suku Dayak
melambangkan perdamaian dan persatuan apalagi sayapnya
yang tebal ini melambangkan pemimpin yang selalu melindungi
melindungi rakyatnya, jadi ketika saya menggunakan batik ini
saya merasa terlindungi terus merasa bangga karena salah satu
motif batik yang digunakan ini adalah identitas suku Dayak yang
mana Ini sudah ada sejak dulu ini merupakan salah satu cara saya
untuk melestarikan batik suku Dayak jadi saya tidak pernah malu
menggunakan batik (Wawancara, 08/09/2021).
Masyarakat yang menggunakannya sudah menyadari posisi
dirinya dalam stratifikasi sosial masyarakat Jawa Kuna. Jika
digali lebih dalam, tentu motif batik dapat digunakan untuk
mendiskripsikan kondisi masyarakat Jawa Kuna yang lebih luas
lagi (Maziyah et al., 2016). Veldhuisen (Budi, 2016) Sebagai karya
budaya tidak berwujud, batik dapat dipahami dari perspektif
yang luas, mulai dari sisi teknisnya hingga batiknya proses,
implementasi fungsional, sejarah, daerah asal, pengaruh budaya,
pengembangan, desain atau pola, motif, makna simbolik, dan
|
118 Aquarini, Ishomuddin, Vina Salviana DS., M. Fatchurrahman