Page 128 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 128
tentunya akan menunjukan akhlak yang baik kepada semua
orang dan akan terpancar kebaikan-kebaikan lain seperti,
Mamut Menteng (gagah perkasa) dalam sikap dan perbuatan,
individu diharapkan berani berbuat, berani bertanggung jawab.
Sikap mamut menteng yang dilengkapi dengan tekad isen mulang
atau pantang menyerah telah mendarah daging dalam kehidupan.
Harati (Pandai) disamping pandai individu juga harus seorang
yang cerdik dalam arti positif. Kecerdikannya mampu menjadikan
dirinya sebagai seorang pemberi inspirasi bahkan sebagai seorang
the greatest inspirator bagi orang lain. Kemampuan dalam
berkomunikasi dengan orang lain keakraban yang tidak dibuat-
buat, menjadikan seorang memiliki empati.
Bakena merupakan sikap yang harus dimiliki masyarakat
suku Dayak bakena bukan hanya tampil cantik dan ganteng
yang terpancar menjadi sikap menarik dan bijaksana. Keelokan
burung enggang yang juga diaplikasikan pada motif batik dapat
memancarkan Inner beauty yaitu cantik dan tampan yang berasal
dari dalam diri individu. Bakena yang merupakan pancaran
jiwa seorang Dayak yang tergambar dalam perilaku adil, dapar
memberi perlindungan, memberikan rasa aman dan bentuk
bakti serta menghormati orang lain, sehingga memancarkan
kewibawaan menjadikan individu akan selalu disenangi dan
disegani (Wawancara, 15/09/2021).
Burung enggang dijadikan contoh oleh masyarakat Dayak
dalam menjalani kehidupan sehari-hari agar kelak menjadi insan
Dayak yang bertangnggungjawab, mandiri dan bersikap sosial.
Bagi masyarakat suku Dayak, burung enggang merupakan simbol
kesucian dan keadilan. Burung enggang disimbolkan sebagai
kesucian dan keabadian. Makna filosofi yang terkandung dalam
batik Kalteng dengan motif burung enggang perlu dilestarikan.
Sehingga batik Kalteng dengan motif burung enggang tidak hanya
dinilai dari estetika (keindahan), melainkan filosofi suku Dayak
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 115