Page 132 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 132
nilai filosofis. Secara fungsional pelaksanaannya, kata batik berarti
barang yang memiliki hiasan atau ornament pola dan biasanya
dipakai untuk acara atau upacara khusus.
Batik yang merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan
kearifan lokal dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sebuah
simbol perilaku leluhur yang patut dicontoh, dikembangkan dan
dimuat dalam motif batik burung enggang. Masyarakat percaya
bahwa, zaman boleh saja berubah namun nilai-nilai luhur dapat
terus dilestarikan dan diajarkan kepada generasi berikutnya
melalui penggunaan motif atau simbol.
Herbert Blumer (Puddephatt, 2009) teori makna telah
menjadi dasar dalam perkembangan perspektif interaksionis,
dan telah mengilhami banyak kontribusi penting dalam tradisi.
Asumsi Blumer tentang generasi makna telah memungkinkan
interaksionis simbolik untuk berkontribusi pada pemahaman
kita tentang sosial dan pengembangan proses pengetahuan seperti
yang berkembang di bidang interaktif seperti: ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya, penyimpangan, masalah sosial,
dan kehidupan sehari-hari. Kerangka kerja Blumer yang muncul
untuk menghasilkan makna sebagai proses sosial mengambil
perubahan yang diperlukan dari deterministik, psikologis, atau
filosofis posisi pada pengetahuan yang diasumsikan sebelumnya.
Batik menjadi bagian dari masyarakat Indonesia sejak abad ke
delapan, Batik diwarisi dari leluhur sebagai jenius lokal dan terus
memiliki penerimaan sosial oleh masyarakatnya tidak hanya secara
fungsional sebagai pakaian tetapi juga secara budaya lebih dalam
untuk menunjukkan identitas yang berbeda. Motif merupakan
desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam
garis atu elemen-elemen, yang terkadang begitu kuat dipengaruhi
oleh bentuk-bentuk situasi alam, benda, dengan gaya ciri khas
tersendiri (Suhersono, 2004).
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 119