Page 144 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 144
bakti serta menghormati orang lain, sehingga memancarkan
kewibawaan menjadikan individu akan selalu disenangi dan
disegani. Di manampu berada membawa keberkahan bagi orang
lain.
Premis ketiga megaskan bahwaa makna-makna ini diolah,
dan dikebangkan melalui, proses pandangan mengenai
penafsiran individu dan sekelompok individu mengenai suatu
hal yang ditemui. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Batik
yang merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan kearifan
lokal dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sebuah simbol
perilaku leluhur yang patut dicontoh, dikembangkan dan dimuat
dalam motif batik burung enggang. Masyarakat percaya bahwa,
zaman boleh saja berubah namun nilai-nilai luhur dapat terus
dilestarikan dan diajarkan kepada generasi berikutnya melalui
penggunaan motif atau simbol burung enggang sebagai filosofi
suku Dayak.
Interaksionisme simbolik didasarkan pada sejumlah ide
dasar, merujuk dan menggambarkan sifat dari hal-hal berikut:
kelompok manusia atau masyarakat, hubungan sosial, objek,
manusia menjadi aktor, aksi yang dilakukan oleh individu dan
interkoneksi dari garis aksi. Diambil bersama-sama, mewakili
cara di mana interaksionisme simbolis memandang masyarakat
dan perilaku manusia (Blumer, 1988).
Motif batik diciptakan bersama-sama oleh masyarakat
sebegai bentuk interaksi simbolik sebuah suku yang didalamnya
juga terkandung mitos yang membawa nilai-nilai mistis. Mitos
bukan sekedar cerita tetapi sering juga sebagai ungkapan simbolis
batin atau konflik spiritual dalam masyarakat, serta merupakan
sarana untuk mengalihkan, menjauh dan mengatasi setiap
kontradiksi yang belum terselesaikan, sehingga sebagai hasilnya
dapat dijelaskan dan logika.
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 131