Page 93 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 93
Memiliki batik burung enggang merupakan suatu wujud
kebanggaan sebagai orang Dayak, yang istilahnya masih
melestarikan simbol-simbol budaya atau leluhur suku dayak
tersebut. Masyarakat suku Dayak merasa bangga, apalagi hal
tersebut bersipat sakral, bahkan di Kalimantan Tengah tidak
diijinkan membunuh burung enggang. Namun semakin maju
perkembangan zaman, semakin luas masyarakat mengenal
burung enggang, dan masyarakat yang bukan berasal dari
Kalimantan Tengah mendengar cerita kesakralan burung enggang,
bahkan paruh burung enggang dapat dijadikan jimat pelindung,
banyak orang memburu burung enggang. Sebenarnya kan tidak
dibolehkan itu leluhur orang Dayak, nenek moyang orang zaman
dulu istilahnya tidak boleh dibunuh. Itu istilahnya perlu tetap
dilestarikan dan perlu berbangga hati kalau masyarakat suku
Dayak menggunakan misalnya ornamen-ornamen atau simbol-
simbol dari orang dari orang Dayak itu sendiri.
Pengguna batik burung enggang menganggap simbol burung
enggang sebagai budaya leluhur orang Dayak itu sendiri. Hingga
setiap kita menggunakan misalnya ornamen batik dari burung
enggang kita merasa sebagai orang Dayak benar-benar bukan
istilahnya bukan istilahnya dari agama mana pun karena ini
sifatnya budaya. Burung enggang dipercaya masyarakat Dayak
Kalimantan Tengah sebagai perwujutan panglima burung. Siapa
saja yang menggunakan batik burung enggang bawa mereka harus
bersikap seperti burung enggang yang pebuh wibawa, membawa
kedamaian dan kemakmuran bagi orang-orang di sekitarnya.
Di era 4.0 anak muda bisa masih istilahnya melestarikan
budaya dan simbol-simbol itu sendiri sehingga tidak akan hilang
tidak akan punah walaupun di zaman atau di era global dan
sebagainya dan era serba canggih semuanya tapi tetap masih
digunakan oleh anak muda khususnyasimbol-simbol dayak
cukup bagus dan istilahnya perlu dibanggakan.
80 | Aquarini, Ishomuddin, Vina Salviana DS., M. Fatchurrahman