Page 88 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 88
dan bulu burung didapat dari bangkai burung enggang yang telah
mati, tapi bukan karena diburu dan dibunuh.
Batik Kameloh dengan motif burung enggang dengan
kisaran harga 400 ribu sampai 2 juta rupiah, tergantung dengan
kerumitan motif dan bahan yang digunakan. Untuk pakaian jadi
berkisar 270 ribu sampai 2 juta rupiah. Memang batik burung
enggang dapat digunakan oleh masyarakat umum untuk kegiatan
formal dan non formal. Masyarakat suku dayak menggunakan
dahulu kala hanya mengunakan batik atau baju adat dengan
motof burung enggang oleh kaum bangsawan. Berkembangnya
zaman batik bisa digunakan oleh masyarakat umum tanpa
memandang status sosial. Dikarenakan harga batik burung
enggang tidak beredar luas dipasar-pasar biasa, dan tidak semua
pedagang kain memiliki batik dengan motif burung Enggang,
batik dengan motif burung enggang telah menempatkan diri pada
status sosial menengah keatas. Batik burung enggang digunakan
oleh kaum elit.
Burung enggang adalah penjaga wilayah tanah Dayak,
meskipun berbeda keyakinan masyarakat dayak burung enggang
adalah jelmaan pangkalima burung yang merupakan wujud
Dewa pelindung. Ketika terjadi perang atau wilayah tanah Dayak
terancam akan datang burung enggang mengitari wilayah tersebut,
sebab pangkalima burungBiasayanya paruh dan bulu burung
Enggang, sebab bulu burung itu melambangkan kehidupan suku
Dayak, ada alam atas, alam tengah dan alam bawah. Makanya itu
adalah simbol kehidupan suku Dayak.
c. Mambang I. Tubil
Tempat dan Tanggal Lahir, Hurung Bunut, 28 Oktober
1965
Alamat: Jl. Jalan Manjuhan No.05 Palangka Raya,
Kalimantan Tengah
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 75