Page 87 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 87
perkantoran yang biasa memesan batik burung enggang, anggota
organisasipun menjadikan batik burung enggang sebagai baju
seragam. Selain itu masyarakat umum yang menjadikan sebagai
seragam keluarga untuk acara pernikahan dan acara adat lainnya.
Batik burung enggang semakin jauh dan tebang tinggi, sebab
batik burung enggang kerapkali digunakan oleh peserta putri
Indonesia yang berasal dari Kalimantan Tengah, Digunakan
oleh peserta pemilihan Duta Bahasa Nasional tahun 2021. Batik
kameloh sudah mendapat kelas tersendidi dikalangan masyarakat,
menjadi batik dengan motif ekslusif dan kontenporer. Hampir
setiap hari ibu Kameloh menggunakan batik burung enggang,
baik dalam kegiatan formal, non formal dan acara adat. Sebagai
wujud kecintaan saya terhadap batik burung enggang. Kebanggaan
sebagai anak Dayak harus mencerminkan diri sebagai sosok
pemimpin yang bijaksana, pelindung diri juga. Sebab wujud
pangkalima burung yang masyarakat Dayak percaya sebagai
pelindung. Memakai batik burung enggang membuat pengguna
semakin terlihat bakena.
Burung engggang adalah burung keramat bagi orang Dayak,
masyarakat suku Dayak tidak boleh membunuh burung tersebut
karena bisa kena tulah bahkan akan tertimpa musibah. burung
itu kebanggaan kami, meskipun saat ini burung tersebut sangat
langka. Hilangnya burung enggang karena ketamakan manusia.
Bagaimana generasi muda bisa mengetahui tentang burung
enggang karena sudah menjadi burung yang langka. Oleh sebab itu
beliau membuat burung enggang ini sebagai batik agar masyarakat
lebih mengenal burung enggang melalui batik. Mewujudkan batik
burung enggan dalam bentu baju berbahan kaos, dan berusaha
untuk menjangkau generasi millenial. Rumah suku Dayak
terutamu rumah orang jaman bahari (dulu) banyak menggunakan
simbol burung enggang dibagian atap. Dipakai sebagai topi dan
mata kalung yang dianggap jimat oleh masyarakat dayak. Paruh
74 | Aquarini, Ishomuddin, Vina Salviana DS., M. Fatchurrahman