Page 35 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 35

“Siapa yang membuat kereta?” Tanya Ahmad Dahlan. “ Ya jelas Belanda.”
              Jawab sang tokoh agama. “Nah, kalau begitu tuan juga sudah menjadi kafir
              karena menggunakan kereta Belanda menuju Jogjakarta.” Dalam melangkah,
              Ahmad dahlan selalu mendasarinya dengan dasar agama yang kuat dan
              perspektif kemoderenan yang terbuka.



                 D4. Pendidikan Lintas Iman
                 Sumbangan pendidikan Ahmad Dahlan yang sangat penting adalah
                 pendidikan antar iman. Sebagaimana dijelaskan Kyai Sudja (2009),
                 Ahmad Dahlan mengizinkan   murid-murid OSVIA   Magelang yang
                 beragama Kristen untuk mengikuti pendidikan agama Islam ekstra-
                 kurikuler yang diselenggarakannya. Hal ini merupakan terobosan baru.
                 Ahmad Dahlan memberikan kesempatan kepada siswa non-Muslim
                 untuk mengenal Islam tidak hanya dari interaksninya dengan Muslim
                 tetapi dari isi ajarannya.
                     Ahmad Dahlan adalah seorang yang berkepribadian terbuka.
                 Persahabatannya tidak terbatas dengan kalangan Muslim saja tetapi juga
                 dengan para missionaries dan zending. Ahmad Dahlan memang beberapa
                 kali melakukan perdebatan dengan mereka, tetapi persabatannya dengan
                 para tokoh agama nasrani tetap terbina dengan dengan baik. Tanpa
                 merasa canggung Ahmad dahlan berkunjung ke gereja dengan tetap
                 menggunakan sorban.
                     Belajar dari Ahmad Dahlan, sekolah-sekolah dan perguruan tinggi
                 Muhammadiyah saat ini menerima siswa dan mahasiswa non-Muslim.
                 Di lembaga pendidikan Muhammadiyah, para siswa non-Muslim
                 mendapatkan pelajaran agama sesuai dengan agamanya dan diampu
                 oleh guru agama yang seagama. Model pendidikan inklusif ini memiliki
                 makna penting dalam membangun keeukunan antara umar beragama dan
                 keberagamaan yang terbuka.






                                                                    K.H. Ahmad Dahlan    [33]
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40