Page 36 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 36
E. Kesimpulan
Pendidikan dalam perspektif Islam adalah upaya mempersiapkan manusia
supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, sehat jasmaninya, sempurna budi
pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya,
dan manis tutur katanya, baik lisan maupun tulisan. Pendidikan di lingkungan
Muhammadiyah tak bisa dipisahkan dari penggasanya, KH. Ahmad Dahlan
yang menekankan pengamalan nilai-nilai agama dalam tataran praksis dan
memperhatikan dunia modern.
Gagasan pendidikan yang disuguhkan oleh Ahmad Dahlan merupakan
bentuk terobosan baru di bidang pendidikan pada masa itu. Dahlan merintis
pendidikan dengan corak integralistik, yaitu menyandingkan pendidikan
agama dan pendidikan umum. Dengan demikian diharapkan akan lahir
individu-individu dengan kepribadian utuh, menguasai ilmu agama dan
ilmu umum atau dengan kata lain melahirkan ulama yang intelek dan intelek
yang ulama. Untuk itu, secara kelembagaan Ahmad Dahlan telah meletakkan
pendidikan modern dengan menggabungkan antara sistem pendidikan
pesantren dan sistem pendidikan model Barat.
Secara kelembagaan, Ahmad Dahlan telah berhasil meletakkan landasan
lahirnya pendidikan modern. Sistem sekolah Islam dan madrasah yang
sekarang ini merupakan model lembaga pendidikan Islam yang paling
dominan yang merupakan pengembangan yang lebih lanjut dari sistem
sekolah dan madrasah yang dikembamgkan oleh Ahmad Dahlan.
Gagasan Ahmad Dahlan yang cerdas dan cemerlang ini merupakan wujud
dari pemahaman agama Islam yang sangat mendalam, wujud kemampuan
dan komitmen yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah umat dan
bangsa. Melalui pemahaman agama yang mendalam, Ahmad Dahlan dengan
sangat kritis mengadopsi sistem pendidikan Barat yang sering dianggap kafir
ke dalam pendidikan Islam. Dalam konteks ini, ia melihat Barat tidak sebagai
representasi “kafir” dan Arab sebagai representasi “Islam”. Namun masing-
masing dapat diambil kebaikannya untuk kemudian dipadukan menjadi
sesuatu yang produktif dan membawa manfaat bagi umat.
[34] K.H. Ahmad Dahlan