Page 33 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 33

mereka dipandang sebagai objek belajar. Dalam pendidikan tradisional guru
              ditempatkan sebagai sumber belajar utama yang dimuliakan  secara feudal.
              Menatap mata guru dan bertanya dianggap sebagai akhlak tercela. Ahmad
              Dahlan melakukan pembaharuan metode pendidikan dengan memandang
              murid sebagai subyek belajar  yang leluasa mengajukan pertanyaan dan
              berdialog dengan gurunya.
                 Pembaharuan metode pendididikan yang lainnya adalah pendekatan
              integratif dan multidisiplin dalam menjelaskan ajaran agama. Ahmad Dahlan
              berusaha menjelaskan dengan ilmu-ilmu modern sehingga dapat memberikan
              perspektif luas bagi murid-muridnya. Agama bukanlah doktrin yang
              harus diterima secara dogmatik. Beragama secara dogmatik  adalah proses
              pembodohan dan pangkal konservatisme yang anti modernitas. Ahmad
              Dahlan mengkritik keras taklid buta. Selain karena bertentangan dengan
              ajaran Islam, taklid akan membuat Islam hidup dalam keterbelakangan.


                 D3. Pembaharuan Kelembagaan dan Sarana Prasarana
                 Terobosan yang dilakukan Ahmad Dahlan tidak hanya berhenti pada
                 substansi pengajaran. Ia juga mengangkat citra pendidikan Islam
                 dari yang tadinya bersifat non formal menjadi sekolah formal. Secara
                 kelembagaan, kini sekolah Islam telah setara dengan sekolah-sekolah
                 Belanda. Lulusan sekolah-sekolah Muhammadiyah tidak hanya diakui
                 eksistensinya di mata masyarakat, tapi juga diakui secara hukum di
                 hadapan pemerintah. Secara kelembagaan, Ahmad Dahlan telah berhasil
                 meletakkan landasan lahirnya pendidikan modern. Sistem sekolah Islam
                 dan madrasah yang sekarang ini merupakan model lembaga pendidikan
                 Islam yang paling dominan yang merupakan pengembangan yang lebih
                 lanjut dari sistem sekolah dan madrasah yang dikembangkan oleh Ahmad
                 Dahlan.
                     Ahmad Dahlan juga mengadopsi model manajemen dan sarana
                 prasarana sekolah-sekolah Belanda. Kendati didirikan oleh Ahmad
                 Dahlan, status sekolah Muhammadiyah bukanlah milik Ahmad Dahlan.



                                                                    K.H. Ahmad Dahlan    [31]
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38