Page 29 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 29
tradisional yang ada di pesantren-pesantren. Tidak adanya materi pelajaran
umum pada pendidikan ini menjadi kelemahan utama. Kemudian juga
diiringi berbagai kelemahan metodologis yang sudah tidak relevan lagi
dengan perkembangan zaman. Pada konteks ini, ia melihat sistem pendidikan
Barat sangat baik untuk ditiru. Meski demikian, keburukan fundamental
terkait dengan dasar ideologi dan tujuan pendidikan ini harus disingkirkan
jauh-jauh. Ahmad Dahlan hendak membuat satu model pendidikan yang
mengintegrasikan model pesantren dan model Belanda. Inilah salah satu
cikal bakal lahirnya sekolah-sekolah Islam integratif dengan berbagai
penamaannya misalnya; sekolah Islam terpadu, sekolah plus, dan lain-lain.
Pada konteks ini, Ahmad Dahlan melakukan pembaharuan dan
perombakan mendasar pada sistem pendidikan yang ada kala itu. Sesuai
dengan judul tulisan ini, “Pembaharuan Pendidikan Ahmad Dahlan”, maka
Ahmad Dahlan telah melakukan pembaharuan terhadap sistem pendidikan
sekolah dan pesantren. Memperbaharui sistem pendidikan umum di satu
sisi dan memperbaharui sistem pendidikan Islam di sisi yang lain sehingga
tercipta satu model pendidikan yang khas hasil inovasi dan kreativitas cerdas
Ahmad Dahlan. Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas masing-
masing sektor pembaharuan secara terperinci mulai dari tujuan, kurikulum,
metode, dan sarana prasarana yang digunakan.
D1. Pembaharuan Tujuan Pendidikan
Pembaharuan fundamental yang dilakukan Ahmad Dahlan dalan
bida pendidika adala tujua pendidika sebaga dasa filosofis
yang menentukan sistem dan praktik pendidikan. Kiai Dahlan, tidak
menyebutkan secara eksplisit tujuan pendidikan, akan tetapi dari
ungkapan–ungkapan yang disampaikannya dalam berbagai kesempatan
dapat ditangkap maksud dari tujuanpendidikan yang ia inginkan.
Misalnya pernyataannya: “Dadijo kiyahi sing kamajuan, ojo kesel
anggonmu nyambut gawe kanggo Muhamadiyah’’ (jadilah kiai yang
maju dan janganlah lelah dalam bekerja untuk muhammadiyah).
K.H. Ahmad Dahlan [27]