Page 209 - Gemilang Peradaban Islam
P. 209

Berbeda  dengan  guru  lainnya  pada  waktu  itu,  Abu
            Hanifah dalam memberikan pengajaran selalu menekankan
            kepada murid-muridnya untuk berpikir kritis. Ia tidak ingin
            muridnya  menerima  begitu  saja  ilmu  yang  ia  sampaikan
            kepada  mereka,  melainkan  mereka  boleh  memberikan
            tanggapan dan kritikan terhadap materi yang ia sampaikan.
            Ia  sering  dan  banyak  berdiskusi  dengan  murid-muridnya
            tentang suatu masalah. Walaupun ia memberikan kebebasan
            berpikir  dan  megemukakan  pendapat  kepada  murid-
            muridnya,  ia  tetap  disegani  dan  dihormati,  malah  sangat
            dicintai murid-muridnya.
                 Ketaqwaan Abu Hanifah banyak diakui oleh ulama yang
            dekat  dan  mengenal  dengan  baik  kehidupannya.  Abu
            Hanifah adalah orang yag banyak ibadah kepada Allah swt,
            amat berhati-hati dalam mengeluarkan fatwa agama, sangat
            membenci kemewahan  hidup,  tekun  dalam beribadah  dan
            menguasai seluk-beluk agama Islam.
                 Imam Abu Hanifah dikenal dengan keilmuannya serta
            sikap  keras  dan  tegas  terhadap  bidah.  Karena  itu,  ia
            senantiasa   berpesan   kepada   murid-muridnya   agar
            senantiasa  berhati-hati  terhadap  berbagai  bidah  yang
            muncul,  dan  hendaknya selalu  berpedoman  kepada sunah
            Rasulullah. Menurutnya segala sesuatu yang baru dalam hal
            ibadah adalah bidah.
                 Dasar-dasar Madzhab Hanafiyah
                 Abu Hanifah digelari dengan ahlu ra’yi karena ia lebih
            banyak memakai argumentasi akal dari pada ulama lainnya.
            Ia juga banyak menggunakan kias dalam menetapkan suatu
            hukum. Walaupun demikian, tidak berarti ia mendahulukan
            kias  dari  pada  nash.  Dasar-dasar  yang  dipakai  dalam
            menetapkan suatu hukum adalah:

            200 | Asep Solikin
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214