Page 220 - Gemilang Peradaban Islam
P. 220
terbukti tidak bersalah ia dibebaskan, bahkan khalifah
kagum terhadapnya. Selama di Bahgdad ia diminta mengajar
dan orang-orang Baghdad pun berduyun-duyun datang
kepadanya.
Kegiatan Imam Syafi’i
Pada tahun 181 H Imam Syafi’i kembali mengajar ke
Mekkah. Selama 17 tahun di Mekkah Imam Syafi’i
mengajarkan berbagai macam ilmu agama, terutama kepada
para jama’ah Haji yang datang dari berbagai penjuru dunia
Islam. Di samping mengajar, ia pun banyak menulis terutama
mengenai masalah fiqih.
Selanjutnya ia pergi ke Baghdad pada masa
pemerintahan Al- Ma’mun. Sesampainya disana Imam Syafi’i
disambut oleh ulama dan para pemuka agama yang telah
merindukan kedatangannya. Imam Syafi’i diberi tempat
mengajar dalam masjid Baghdad. Mulanya, disitu ada 20
halaqoh, tetapi setelah Imam Syafi’i datang hanya tinggal 3
halaqoh, yang lainnya menggabungkan diri kedalam halaqoh
Imam Syafi’i.
Belum cukup setahun mengajar di Baghdad Imam Syafi’i
diminta oleh wali negeri Mesir, Abbas bin Musa untuk pindah
ke Mesir. Dengan rasa berat Imam Syafi’i meninggalkan
murid-muridnya di Baghdad menuju Mesir. Di Mesir Imam
Syafi’i memberi pengajaran dengan murid-muridnya yang
cukup banyak. Di sini ia menyusun pikiran-pikirannya dalam
beberapa buah buku. Dan buku ini dikenal dengan pendapat-
pendapat Imam Syafi’i yang baru (Al-qaul Al-jadid),
sedangkan pikiran-pikiran dan ijtihad sebelumnya dikenal
dengan sebutan Al-qaul Al-qadim, pendapat Imam Syafi’i
yang lama.
Gemilang Peradaban Islam | 211