Page 216 - Gemilang Peradaban Islam
P. 216

C.  Imam Syafi’i

                   Pandangan tentang Imam Syafi’i
                   Dari  sekian  para  Imam  madzhab,  madzhab  Syafi’ilah
               yang  sepertinya  banyak  digunakan  oleh  para  muslim  di
               belahan  dunia  termasuk  di  Indonesia.  Ia  karena  dalam
               pandangan    ulama   sendiri,   Imam   Syafi’i   banyak
               menggunakan  cara-cara  yang  dipakai  oleh  para  imam
               sebelumnya, yang pula menjadi gurunya seperti imam Malik.
               Maka  dari  sinilah,  ia  mampu  menghasilkan  pandangan-
               pandangan  yang  jernih,  dan  sangat  berhati-hati  dalam
               menetapkan suatu hukum yang terjadi pada saat itu. Ia lahir
               di Gaza, Palestina pada tahun 150 H (767 M) dan wafat di
               Fustat (Cairo) Mesir pada tahun 204 H (820 M).
                   Ia    adalah salah seorang mujtahid  Islam yang  sangat
               ternama di bidang fiqih dan merupakan salah seorang dari
               ulama  madzhab  yag  empat.  Ia  hidup  pada  masa
               pemerintahan  Harun  Al-Rasyid,  Al-Amin,  dan  Al-Makmun
               dari  Dinasti  Abasiyah.  Nama  lengkapnya  adalah  Abu
               Abdullah bin Idris Asy-Syafi’i. Ia sering juga dipanggil dengan
               nama  Imam  Syafi’i.  Dan  panggilan  itu  melekat  padanya
               setelah  ia  memiliki  banyak  pengikut.  Dan  madzhabnya
               terkenal dengan madzhab Safiiyah. Kata Syafi’i pada nama
               Imam  Syafi’i  dinisbahkan  kepada  nama  kakeknya  yang
               ketiga yaitu, Syafi’i bin As-Sa’ib.

                   Kedua orang tuanya meninggalkan Mekah menuju Gaza,
               suatu tempat di Palestina, ketika ia masih dalam kandungan.
               Tiada berapa lama setelah di Gaza, ayahnya jatuh sakit dan
               meninggal  dunia.  Beberapa  bulan  setelah  meninggal
               ayahnya  ia  dilahirkan  dalam  keadaan  yatim.  Imam  Syafi’i
               diasuh dan dibesarkan oleh ibunya sendiri dalam kehidupan
               yang sangat sederhana, bahkan banyak menderita kesulitan.

                                             Gemilang Peradaban Islam | 207
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221