Page 221 - Gemilang Peradaban Islam
P. 221
Imam Syafi’i adalah figur ulama yang zahid. Pakaian dan
tempat tinggalnya sederhana. Ia tidak suka makan banyak
dan menurut pengakuanya sejak kecil ia sudah terbiasa
untuk tidak makan kenyang, karena kekenyangan membuat
tubuh menjadi malas, membuat hati jadi beku, dan membuat
fikiran menjadi tumpul. Orang kenyang enggan beribadah
kepada Allah. Walupun dalam serba kekurangan, Imam
Syafi’i memiliki sifat dermawan. Setiap kali menerima hadiah
berupa uang dan harta lainnya ia tidak pernah
menyimpannya di rumah, melainkan segera dibagikan
kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.
Imam Syafi’i juga terkenal dalam keta’atannya dan
ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ada banyak pengakuan
ulama mengenai dirinya, yang mengatakan bahwa Imam
Syafi’i menggunakan sebagian besar waktunya di malam hari
untuk shalat dan menghatamkan Al-Qur’an, terutana di
bulan Ramadhan ia bisa sampai menghatamkan Al- Qur’an
60 kali. Imam Husain Al-KArabisi berkata: saya sering
bermalam dirumah Imam Syafi’i dan menyaksikannya setiap
malam menghabiskan sepertiga waktunya di akhir malam
untuk shalat dan menghatamkan a Al -Qur’an.
Kehati-hatian Imam Syafi’i dalam menetapkan humum
Imam Syafi’i digelari pembela sunnah atau hadits
karena sangat menjunjung tinggi sunnah nabi, sebagaimana
ia sangat memuliakan para ahli hadits. Ulama besar, Abdul
Halim Al-Jundi menguraikan secara rinci bagaimana sikap
dan pembelaan Imam Syafi’i terhadap sunnah. Intinya adalah
bahwa Imam Syafi’i sangat mengutamakan sunnah Nabi
SAW dalam melandasi pendapat-pendapat dan hasil
ijtihadnya.
212 | Asep Solikin