Page 13 - Burnout Konselor
P. 13
Konselor sekolah yang bekerja dengan populasi besar
dan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan semua siswa
ketika diberikan beban kasus yang besar (McCarthy et al.,
2010). Selain itu, Downs et al. (Moyer, 2011) menemukan
bahwa konselor di sekolah dengan rasio yang lebih tinggi
kewalahan dengan memberikan layanan kepada siswa dan
secara rutin mengabaikan pengembangan profesional mereka
sendiri.
Konselor sekolah kurang terlibat dalam mendukung
siswa dengan kebutuhan kesehatan mental. Sebagian besar
konselor sekolah percaya peran mereka termasuk memberikan
konseling untuk dukungan siswa dengan kebutuhan kesehatan
mental, tetapi konselor sering tidak memiliki waktu atau
dukungan yang diperlukan untuk mengatasi kebutuhan tersebut
(Brown et al., 2006).
Konselor memiliki hal utama dalam diri yaitu jiwa untuk
mendukung siswa mengatasi dan memfasilitasi agar siswa dapat
mencapai perkembangan yang optimal. Dalam banyak budaya,
jiwa dianggap sebagai tempat kedudukan individu emosi,
perasaan, dan pengalaman spiritual. Pusat jiwa seseorang
disebut sebagai ''diri'' atau ''Jiwa.'' Intinya adalah bahwa banyak
konselor profesional akan menghabiskan sejumlah besar energi
psikis menjadi empatik dan mencari bagian emosional dari jiwa
konseli mereka yang telah hilang karena inses, pelecehan fisik,
kecanduan, kehilangan orang yang dicintai, penyakit kronis,
atau trauma psikologis dan fisik. Ini adalah salah satu penyebab
konselor profesional dapat mengalami burnout (yaitu, kelelahan,
kasih sayang, empati kelelahan) mempengaruhi seluruh diri:
pikiran, tubuh, dan semangat.
6 - Burnout Konselor