Page 16 - Burnout Konselor
P. 16

Ambiguitas Peran Konselor Sekolah

                   Kebingungan dan ambiguitas peran dan konselor sekolah
            adalah  sinonim  dalam  literatur  dari  waktu  ke  waktu.  Sebagai
            akibat  dari  kebingungan  dan  ambiguitas  ini,  konselor  sekolah
            sering  diberi  tugas  non-konseling  dan  tugas  pendukung
            (misalnya,  klerikal atau tugas  administratif) yang  mengalihkan
            mereka dari waktu yang dapat digunakan untuk konseling tugas
            (N. C. Gysbers & Stanley, 2014).
                   Breaugh  &  Colihan  (Rubino  et  al.,  2009)  ambiguitas
            peran adalah kelangkaan yang dirasakan dari informasi penting
            terkait  pekerjaan,  atau  kurangnya  kejelasan  pada  bekerja.  Ini
            juga  bertindak  sebagai  stressor  pekerjaan  yang  dapat
            mengakibatkan burnout konselor.
                   Ada  dua  alasan  utama  untuk  ambiguitas  peran  dan
            masalah  terkait  peran.  Pertama,  kesalahpahaman  tentang  yang
            tepat  tugas  konseling  sekolah  ada.  Anderson  (Chandler  et  al.,
            2018) Misalnya, konselor sekolah dapat ditugaskan untuk: tugas
            non-konseling berdasarkan praktik, tradisi, atau peran adat yang
            sudah  mapan  dari  masa  lalu  seperti  koordinasi  ujian,
            penjadwalan,  disiplin  sekolah,  dan  Tugas  administrasi.  Kedua,
            administrator sekolah sering mengarahkan konselor sekolah ke
            hal-hal  yang  tidak  pantas  seperti  jadwal  kelas  atau  tugas
            pendaftaran  untuk  mendukung  efisiensi  sekolah  atau  untuk
            menyelesaikan tugas-tugas besar dengan cepat. Akibatnya, self-
            efficacy  konselor  sekolah  dipengaruhi  secara  negatif  dengan
            melakukan tugas non-konseling (Jellison, 2014).
                   Ambiguitas  peran  adalah  multidimensi  konsep,  terdiri
            dari tiga aspek:  kriteria  kinerja (yaitu,  standar  yang  digunakan
            untuk  mengevaluasi  kinerja),  metode  kerja  (yaitu,  bagaimana
            seseorang  diharapkan  untuk  menyelesaikan  tugas),  dan
            penjadwalan (yaitu, berapa banyak waktu) dan dalam urutan apa
            seseorang  harus  melakukan  tugas  pekerjaan  tertentu).  Model


                                                        Burnout Konselor  -  9
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21