Page 35 - Sastra Lisan dan Nilai Budaya Dayak Ngaju
P. 35
Lastaria, M.Pd.
BAB III
SASTRA LISAN DI KALIMANTAN TENGAH
A. Fungsi dan Kedudukan Sastra di Kalimantan Tengah
Tradisi di Kalimantan Tengah pada dasarnya memiliki
kedudukan utama di dalam keluarga dan berfungsi sebagai hiburan
dan media penanaman nilai-nilai dan norma-norma dalam keluarga.
Kemudian berkembang menjadi sastra masyarakat yang berfungsi
sebagai hiburan dan media penanaman norma-norma di dalam
masyarakat, (Djamaris, 1996: 14).
B. Folklor dan Sastra Lisan
Folklor berasal dari bahasa Inggris folklore. Kata folklore
berasa dari folk dan lore. Folk adalah suatu kelompok etnik yang
memiliki ciri-ciri fisik dan kekhususan budaya. Budaya itu mereka
pelihara dan amalkan turun-temurun sebagai norma berkehidupan.
Dengan demikian, kekhasan budaya itu menjadi jati diri (identity)
etnik itu. Lore adalah tradisi budaya yang berkembang atau
dikembangkan oleh folk. Tradisi yang dimaksud adalah semua
tradisi yang diwariskan turun-temurun secara lisan (Effendi, 2011:
4).
Folklor adalah bentuk kebudayaan masyarakat tradisional yang
meliputi folklore lisan (verba folklore), folklor sebagian lisan (partly
verba folklore), dan folklor bukan lisan (nonverbal folklore). Folklor
lisan adalah folklor yang murni diturunkan secara lisan. Dengan kata
lain, folklor jenis ini tidak memerlukan alat lain selain bahasa lisan.
Folklor lisan yang didefinisikan oleh Danandjaya (dalam
Effendi, 2011: 5) “beberapa tradisi rakyat yang termasuk folklor
lisan, yaitu bahasa rakyat (logat, julukan, pangkat tradisional, titel
kebangsawanan), ungkapan tradisional (peribahasa, pepatah, dan
26