Page 37 - Sastra Lisan dan Nilai Budaya Dayak Ngaju
P. 37

Lastaria, M.Pd.


                                    kosa  kata  yang  indah,  lucu,  dan  lain-lain  serta
                                    fenomena  (vocal  dan  konsonan)  yang  bersajak
                                    sehingga menimbulkan efek seni.
                                2.  Folklor  diturun-temurunkan  dalam  bentuk  yang
                                    relatif  tetap  (standar).  Perubahan  dalam  folklor
                                    memang  harus  terjadi  karena  penyampaian-nya
                                    yang bersifat lisan.
                                3.  Folklor merupakan produk budaya satu etnik yang
                                    telah berumur paling sedikit dua generasi.
                                4.  Folklor biasanya mempunyai bentuk berumus atau
                                    berpola,  yakni  mengulang-ulang  beberapa  kata,
                                    frasa,  kalimat,  atau  bahkan  paragraf  yang  pernah
                                    dipakai sebelumnya.
                                5.  Folklor  mempunyai  kegunaan  atau  fungsi  dalam
                                    kehidupan masyara-kat. Di antaranya fungsi folklor
                                    adalah  untuk  pendidikan,  hiburan,  protes  sosial,
                                    penyaluran  keinginan  terpendam  (sistem  proyeksi
                                    ke-inginan terpendam seseorang atau masyarakat).
                                6.  Folklor  bersifat  pralogis,  yakni  mempunyai  logika
                                    sendiri, logika masyarakat tradisional. Bagaimana-
                                    pun,  logika  itu  dianggap  penting  untuk  diturun-
                                    temurunkan kepada generasi pewarisnya.
                                7.  Folklor menjadi milik bersama masyarakat. Setiap
                                    orang  berhak  menceritanya  kembali  kepada  orang
                                    lain, bahkan boleh mengubahnya seperlunya.
                                8.  Folklor  pada  umumnya  bersifat  polos  dan  lugu,
                                    segalanya  yang  disampaikan  apa  adanya,  terus
                                    terang tanpa ada yang disembunyi-kan.

                                Hutomo  (dalam  Effendi  dan  Sabhan,  2007:  11)  menyatakan
                           bahwa  “sastra  lisan  merupakan  kesusastraan  yang  mencakup
                           ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan dan
                           diturunkan secara lisan (dari mulut ke mulut). Yang diturunkan dari
                           generasi  kegenerasi  yang  akan  datang.  Perkembangan  sastra  lisan



                           28
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42