Page 166 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 166
Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal
2. Pandangan Kaum Pesimis
Tidak sedikit kelompok dari kalangan para pemikir
yang berpandangan bahwa hidup ini tidak bermakna dan
tidak punya tujuan. Bahkan dengan mengambil pengalaman
keseluruhan manusia sebagai pangkal penalarannya, kaum
pesimis itu berpendapat bahwa hidup itu tidak saja tanpa
makna dan tujuan, melainkan juga penuh kesengasaraan,
sehingga mati adalah lebih baik dari pada hidup. Karena itu,
menurut mereka, semua orang seadainya bisa memilih, tentu
lebih suka tidak ada hidup di dunia ini, dan puas dengan
damainya ketiadaan yang serba berkecukupan.
Suatu hal yang menarik adalah bahwa sementara tidak
semua kaum optimis, yang berpendapat hidup ini bermakna
dan tujuan percaya pada ajaran agama, namun praktis semua
kaum pesimis, yang menolak adanya makna dan tujuan hidup,
tidak beragama malah anti agama. Kaum komunis misalnya,
tergolong optimis, dalam arti memandang hidup penuh
makna dan tujuan. Tetapi sama dengan kaum pesimis, kaum
optimis yang pesimis itu menolak kematian sebagai sifat
peralihan seperti lazimnya pandangan keberagamaan tentang
hakekat akhir hayat manusia itu. Karena pandangannya
terhadap kematian sebagai kemusnahan pribadi serta akhir
mutlak keberadaan seseorang, kaum komunis menolak agama
sebagai sumber makna dan tujuan hidup yang mereka sendiri
yakin akan adanya itu. Bagi kaum komunis, makna dan tujuan
hidup ada dan ditemukan dalam hidup dalam dunia nyata ini
sendiri, dan pengalaman hidup bermakna dan bertujuan itu
akan melewati saat kematian.
Karena penolakannya kepada agama, komunisme menjadi
masalah bagi kebanyakan umat manusia. Tetapi kaum pesimis
lebih-lebih lagi menjadi problem tidak saja bagi kaum agama,
malah juga untuk kaum komunis.
Selanjutnya bersumber dari rasa pesimis kepada
hidup itu, mereka yang menolak adanya makna dan tujuan
159