Page 80 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 80

Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal

                  Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk
              mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan
              sosial-budaya yang ada di  sekitarnya. Kegagalan  dalam
              memenuhi tuntutan  sosial-budaya dapat  mengakibatkan
              tersingkir dari  lingkungannya. Lingkungan sosial-budaya
              yang melatarbelakangi dan melingkupi individu  berbeda-
              beda  sehingga menyebabkan perbedaan  pula  dalam  proses
              pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang
              bersangkutan.  Apabila  perbedaan  dalam  sosial-budaya
              ini tidak  “dijembatani”, maka tidak  mustahil  akan timbul
              konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat
              menghambat  terhadap proses  perkembangan pribadi dan
              perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan pribadi
              maupun sosialnya.

                  Dalam  proses konseling akan  terjadi komunikasi
              interpersonal  antara konselor  dengan klien, yang mungkin
              antara konselor dan klien memiliki latar sosial dan budaya yang
              berbeda. Pederson  dalam  Prayitno (2003)  mengemukakan
              lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam
              komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a)
              perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe;
              (d)  kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan. Kurangnya
              penguasaan  bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang
              berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa
              non-verbal  pun  sering  kali  memiliki makna  yang  berbeda-
              beda, dan  bahkan  mungkin  bertolak  belakang.  Stereotipe
              cenderung menyamaratakan sifat-sifat individu atau golongan
              tertentu berdasarkan prasangka subyektif (social prejudice)
              yang biasanya tidak tepat.
                  Penilaian  terhadap  orang  lain  disamping dapat
              menghasilkan  penilaian  positif tetapi  tidak  sedikit pula
              menimbulkan  reaksi-reaksi negatif.  Kecemasan muncul
              ketika seorang individu memasuki lingkungan budaya lain
              yang unsur-unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yanmg
              berlebihan dalam kaitannya dengan suasana antar budaya

                                                                   73
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85