Page 89 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 89

Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal

                Sebagaimana ditunjukkan dalam al-Qur’an, bahwa Allah
            akan  menunjukkan  kepada  manusia  tanda-tanda-Nya  di
            segenap cakrawala dan dalam diri manusia sendiri, maka itu
            berarti  bahwa  tanda-tanda  Tuhan  dapat  ditemukan  dalam
            kedua realitas,  kosmos  dan manusia.  Oleh karena itu, para
            pemikir muslim mendekatkan  diri  kepada  Allah  dengan
            terlebih dahulu atau  secara simultan  merenungkan  tanda-
            tanda Allah dalam diri manusia dan dalam alam semesta.
                Jika  dalam  perspektif kosmologi spiritual  kosmos
            dibedakan dalam  dua tataran, yaitu kosmos  spiritual (alam
            ruhani)  dan kosmos fisikal (alam materi), maka dalam dunia
            manusia  (mikrokosmos)  terdapat  pula  padanannya,  yaitu
            dua  unsur kepribadian manusia,  yaitu  jiwa  (ruhani) dan
            badannya. Ruhani manusia membentuk hubungan keserasian
            dengan bagian alam spiritual dari kosmos, dan badan manusia
            membentuk hubungan keserasian dengan alam fisik kosmos.
            Lebih  dari  itu, asosiasi-asosiasi  yang dapat dibuat dalam
            hubungan  dengan  realitas-realitas  itu  jauh  lebih  rumit  dan
            mencakup semuanya, misalnya keserasian antara format fisik
            manusia dengan format ruhaminya. Dengan demikian, sifat-
            sifat  dan  karakteristik alam  spiritual  selaras  pula  dengan
            alam  materi,  dan dunia jiwa manusia juga selaras dengan
            karakteristik fisiknya. Hubungan-hubungan ini tentunya juga
            akan dengan sendirinya selaras dengan Tuhan, sebagaimana
            diungkapkan dalam  al-Qur’an  bahwa Dialah yang  zahir dan
            batin. Keselarasan  ini menyiratkan  adanya  keteraturan di
            mana saja, dan itulah rancangan besar Allah, yang mau tidak
            mau  harus  dapat  disimpulkan  memiliki  signifikansi  yang
            luar biasa bagi kehidupan manusia. Allah menciptakan alam
            semesta  dan kemudian menyempurnakannya, boleh jadi
            penyempurnaan  itu  berkaitan  dengan penciptaan  manusia
            yang memiliki kualitas-kualitas ilahiah dan kosmologis secara
            menyeluruh (jam‘iyyah), dan seperti halnya Tuhan, manusia
            juga menjadi pusat dalam keteraturan alam semesta. Sachiko
            Murata (1994) menyimpulkan mengenai ini:


             82
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94